“Jadi seminggu ada 4 RT yang harus saya ambil sampahnya bergiliran, mulai hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat," kata wanita yang mengaku sudah menjanda sejak satu tahun yang lalu ini.
Ia meyebutkan, sampah-sampah yang diangkut langsung dibawa ke TPA Ngipik. Setelah membuang sampah, Devi selalu mengecek lagi kondisi motor gerobak tua miliknya yang sudah berumur.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik mau memperhatikan profesinya sebagai tukang angkut sampah. Paling tidak, dengan melakukan peremajaan pada motor gerobak roda 3.
"Meski bekerja seperti ini saya tidak malu. Saya cuma ingin punya motor gerobak roda 3 baru, soalnya motor milik saya ini sudah lumayan tua dan sering rusak," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang rekan kerja Devi, Zainuri (64), menilai profesi pengangkut sampah tidak cocok dijalani oleh Devi. Sebab, profesi tersebut tergolong pekerjaan kasar.
“Menurutku yoo ga masok (tidak sesuai), cuma mungkin karena terpaksa menghidupi anaknya dan dia janda. Janda masih baru satu tahun, jadi ya dijalani saja, tidak apa-apa," kata Zainuri. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News