Lebih Menguntungkan, Bupati Kediri Ajak Petani Beralih ke Pertanian Organik

Lebih Menguntungkan, Bupati Kediri Ajak Petani Beralih ke Pertanian Organik Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana (baju putih) saat meninjau lahan pertanian yang menggunakan pupuk organik didampingi Plt. Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo. Foto: Ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinilai lebih menguntungkan dibandingkan pertanian konvensional, Bupati Hanindhito Himawan Pramana mengajak petani untuk memulai bertani organik. Ajakan ini disampaikan saat menggelar pertemuan dengan petani di , Kecamatan Purwoasri, Selasa (11/1), kemarin.

Menurut Dhito, dengan bertani organik, petani bisa menekan biaya produksi karena tidak lagi bergantung dengan pupuk kimia. Untuk mendorong petani beralih ke organik, telah meluncurkan program desa inovasi tani organik (DITO).

Program DITO ini memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk dan bagaimana cara menanam tani organik yang baik dan benar. Sebab, diakui Dhito, tak mudah untuk memulai bertani organik. Proses transisi dari konvensional ke organik bisa memakan waktu sampai 2 tahun, lantaran tanah harus dinetralisir terlebih dahulu dari pupuk kimia. 

"Jadi, tani organik ini enggak bisa dari kimia langsung diganti ke organik, ini perlu proses yang cukup panjang," terangnya.

Namun, ia yakin para petani akan puas setelah bisa menikmati hasilnya. Bahkan, ia optimis nantinya banyak petani yang tertarik beralih ke tani organik.

Dalam pertemuan itu, Dhito mengungkapkan bahwa para petani berharap cakupan lahan lebih luas. 

"Bahkan tadi ada salah satu usulan dari teman-teman kelompok tani yang cukup menarik bahwa pemerintah desa kalau bisa menyediakan sedikit lahannya untuk memulai tani organik," bebernya.

Kecamatan Purwoasri memang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten dengan area sawah yang paling besar. Bupati menjadikan kecamatan ini sebagai lokasi dimulainya tani organik melalui program DITO, dengan cakupan luas lahan 11,4 hektare. Ia berharap ke depan program itu dapat berjalan di wilayah lain.

"Saya mengimbau kepada seluruh petani yang ada di Kabupaten agar mulai berpikir untuk masuk ke dalam dunia tani organik," tandasnya.

Sementara itu, Anang Widodo, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten , menyampaikan output pertama dari program DITO adalah menghasilkan produk yang murni organik yang bisa dimanajemen dari hulu sampai hilir dan tersertifikasi.

Kedua, mengurangi ketergantungan petani dalam penggunaan pupuk kimia. Dalam hal ini, konsep yang telah dijalankan yakni pengurangan pupuk kimia antara 30 sampai 50 persen.

"Kami berharap dengan program DITO untuk pengurangan pupuk kimia ini, teman-teman petani bisa lebih mandiri. Itu salah satu tujuan utamanya bagaimana kemandirian bisa tercapai,"ujar Anang.

Untuk memperluas program DITO, pada tahun 2022 ini di tiap kecamatan akan dibuat demplot atau lahan percontohan dan sekolah lapang yang bisa dijadikan tempat belajar petani untuk bertani organik. Targetnya, jumlah produksi dari penerapan tani organik minimal bisa sama dengan tani konvensional, bahkan lebih. 

Dalam kesempatan itu, Bupati Dhito juga mengajak para petani untuk makan siang bersama. Ia membawa bekal yang ditempatkan dalam sebuah rantang susun. 

Sambil berteduh di gubuk tepi sawah dan berpiring pincukan daun pisang, bupati terlibat obrolan gayeng dengan petani. 

"Terima kasih Mas Dhito telah dikirim (makan siang) ke sawah," ucap para petani. (uji/mar)

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO