Namun persoalannya, rencana yang bagus tersebut tidak dibarengi dengan sosialisasi yang menyeluruh dengan melibatkan semua stakeholder untuk melakukan kajian evaluasi. Maka tak heran bila sekarang banyak masyarakat yang menentang. Bukan karena pendiriannya di wilayah Bangil, tapi karena Taruna Madani memanfaatkan gedung di SMAN 1 Bangil.
"Kami bangga bisa ada Taruna Madani di Bangil. Tapi, penempatannya yang ada di SMAN 1 Bangil perlu dievaluasi. Mungkin sambil menunggu pembangunan atau mencari tempat lain, bisa sementara dompleng di pondok misalnya," terangnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Rusdi Sutejo menyarankan perubahan SMAN 1 Bangil menjadi SMAN Taruna Madani ditunda terlebih dahulu, sambil mendengarkan keluhan serta masuk mayarakat maupun pihak-pihak terkait.
Ia berharap program pemprov yang bagus untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut, justru mendapat penolakan sosial.
“Kita sarankan untuk pendirian SMAN Taruna Madani didirikan di tempat lain, karena ada kekhawatiran dari masyarat miskin, kesempatan mengenyam pendidikan hilang,“ jelasnya. (bib/par/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News