PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pasca hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur wilayah Pasuruan hampir selama 5 jam pada Sabtu sore (12/2/2022), mengakibatkan beberapa wilayah mengalami banjir kiriman. Seperti yang terpantau di Desa Kedungringin Kecamatan Beji, Desa Kedawung Kulon Kecamatan Grati, dan Desa Toyaning Kecamatan Rejoso. Banjir kiriman memasuki permukiman warga rata-rata dimulai pukul 22.00-23.00 WIB.
Rata-rata ketinggian banjir yang menerjang tiga desa dari tiga kecamatan tersebut setinggi 60 cm hingga 110 cm.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Dari pantuan di lapangan, di Desa Kedungringin Kecamatan Beji. dari 10 dusun yang ada, semua terendam air. Empat dusun terparah yakni Kedungringin Selatan, Kedungringin Tengah, Ngampel, dan Balungrejo. Sementara itu untuk Dusun Balungrejo, air banjir luapan Sungai Wrati mencapai ketinggian 110 cm.
Kepala Desa Kedungringin Rizky Wahyuni, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa debit air Sungai Wrati mulai meningkat dan meluber sekitar pukul 22:00 WIB pada Sabtu malam (12/2/2022).
"Hingga Minggu pagi (13/2/2022) air masih menggenangi desa kami. Warga terdampak banjir beserta Tim DAS Wrati melaksanakan kerja bakti menarik enceng gondok yang menyumbat di jembatan antara Dusun Kedungringin Tengah dan Kedungringin Utara, serta membuat pagar dari bambu agar enceng gondok dan sampah dari Sungai wrati tidak memasuki permukiman warga," kata Kades Rizky Wahyuni yang juga istri dari Demang YWS ini.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Di samping itu, Pemdes Kedungringin juga telah membuat dapur umum untuk memasok makanan bagi warga terdampak.
Di tempat terpisah, Ketua Tim DAS Wrati Sinergi Henry Sulfianto menuturkan bahwa dengan melihat banjir saat ini dan sebelumnya, setidaknya menjadi bahan evaluasi dari Pemkab Pasuruan untuk lebih serius menggarap sungai yang ada di wilayahnya, juga rehabilitasi alam.
"Normalisasi sungai dan peninggian tanggul sangat diperlukan untuk meminimalisir banjir kiriman, khususnya pada aliran sungai yang dekat dengan laut. Di samping itu juga peninggian jembatan yang ada. Seperti halnya jembatan yang menjadi penghubung Dusun Kedungringin Tengah dengan Kedungringin Utara. Di mana jembatan tersebut sudah tidak efisien lantaran terlalu rendah, sehingga sering terjadi sumbatan dan akhirnya air sungai meluap," pungkasnya. (tim/ian)
Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News