Harga Terjun Bebas, Petani Porang di Kare Madiun Menjerit

Harga Terjun Bebas, Petani Porang di Kare Madiun Menjerit Hamparan lahan di wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, yang ditanami Porang oleh masyarakat sekitar dan dibiarkan karena belum ada pembeli.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Tanaman Porang yang tahun kemarin sempat menjadikan sebuah tanaman emas dan primadonanya para petani di wilayah Madiun kini menjadi dilema bagi mereka lantaran harganya yang terjun bebas. Lebih dari 100 hektare lahan yang telah ditanami Porang tidak dipanen karena harga yang sangat rendah.

"Menawi panen sak Niki mboten wonten engkang purun numbas mas. Terose pabrik tutup (Kalau panen sekarang tidak ada yang mau membeli. Katanya pabriknya tutup)," kata salah satu petani porang di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Rokhim, Selasa (22/2).

Walau tahun kemarin ada fasilitas menarik dari perbankan yang mengatakan bahwa para petani porang diberi kemudahan dengan bunga ringan dan waktu pembayaran yang panjang. Bila keadaan  tetap seperti ini, petani porang bakal menjerit dan merintih kesakitan.

"Konco petani awale modale ngampil bank. Niki mpun wancine mbalekne. Nek kados ngene mbalekne damel nopo lho (para petani modal awalnya pinjam bank. Tapi kalau seperti mengembalikannya pakai apa)," tuturnya.

Terkait informasi pabrik yang ditutup, Rokhim belum berani memastikannya karena masih simpang siur. Ada kabar yang beredar dan menyebutkan pembeli dari luar negeri hanya mau membeli panenan yang disertai dengan kartu kerja tani, yang mana kartu tersebut mencatat sejarah tanaman dari mulai tempat menanam, kapan ditanam, perawatannya bagaimana, serta panennya bagaimana.

"Tirose purun numbas porang nek wonten kartu kerja tani nopo ngoten mas (katanya mau membeli Porang kalau ada kartu kerja tani atau apa begitu)," kata Rokhim.

Ia menuturkan, dinas pertanian setempat sempat turut serta untuk menyelesaikan permasalahan harga dan hasil panen. Namun, pihak terkait tidak menemukan titik temu yang menggembirakan.

Rokhim berujar, ada tengkulak yang mau membeli Porang dengan sistem ijon (pembelian Porang dengan borongan sebelum dipanen). Mereka mau membeli dengan harga Rp4 ribu per kg dan akhirnya banyak petani porang yang mau lantaran untuk kebutuhan sehari-hari dan mengembalikan pinjaman. (dro/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO