Kakanwil Kemenag Jatim Tekankan 4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Pembimbing Manasik Haji

Kakanwil Kemenag Jatim Tekankan 4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Pembimbing Manasik Haji Kakanwil Kemenag Jatim Husnul Maram saat membuka kegiatan sertifikasi manasik haji mandiri, di Novotel Hotel Surabaya, Senin (28/2) malam. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Seorang pembimbing manasik haji hendaknya memiliki beberapa kompetensi agar dapat memberikan bimbingan secara profesional. Hal ini ditegaskan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Jawa Timur Husnul Maram saat membuka kegiatan sertifikasi manasik haji mandiri, Senin (28/2) malam. Kegiatan itu akan berlangsung selama 8 hari hingga 7 Maret mendatang di Novotel Hotel Surabaya.

"Setidaknya, terdapat 4 ranah kompetensi yang harus dimiliki pembimbing manasik haji, yakni kompetensi kognitif, leadership, sosial, dan komunikatif," ujarnya.

Baca Juga: Kakanwil Kemenag Jatim Tanam Pohon di Lamongan

Ia menjelaskan kompetensi kognitif yakni bagaimana para pembimbing wajib memahami manasik haji dan segala rangkaiannya. Kemudian, kompetensi leadership atau kepemimpinan adalah kemampuan manajerial, salah satunya mengelola administrasi dan juga hal-hal teknis yang praktis. Hal itu menjadi sangat penting bagi semua calon pembimbing haji.

"Kompetensi ketiga, merupakan kompetensi sosial yang mencakup konsepsi teamwork yang solid. Bagaimana cara membangun solidaritas, membangun empati sosial antar individu, dan kelompok. Kemudian, membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait baik di tanah air maupun saat di Arab Saudi," tutur Maram di depan 77 peserta sertifikasi dari unsur PPIU dan KBIHU Jawa Timur ini.

Adapun kompetensi komunikatif, ia berharap setidaknya calon pembimbing manasik haji wajib menguasai bahasa Indonesia, Inggris, maupun Arab.

Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenag Jatim Berikan Pembinaan ASN di Lamongan

"Nantinya (pembimbing) akan dibekali dengan materi percakapan bahasa Arab (pasaran/populer), percakapan bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia yang baik, sederhana, dan benar," terangnya.

Kompetensi yang satu ini, tandas Maram, tidaklah ringan karena setiap saat pembimbing harus komunikatif dengan jamaah dengan bahasa percakapan yang menenangkan dan memberi solusi selama di tanah suci.

Maram mengungkapkan, saat ini jumlah pembimbing manasik haji di Jawa Timur yang pernah mengikuti sertifikasi pembimbing, baik yang diadakan oleh FK KBIHU maupun Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur sebanyak 1.154 orang. Adapun jumlah jamaah waiting list di Provinsi Jawa Timur per tanggal 28 Februari 2022 adalah 1.089.567 orang, dengan masa tunggu 32 tahun.

Baca Juga: Kemenag Lamongan Gelar Sekolah Haji

"Artinya, jamaah yang mendaftar hari ini akan berangkat tahun 2053. Jamaah yang saat ini sedang menunggu keberangkatan jumlahnya jutaan, maka perlu adanya perhatian dari pemerintah, salah satunya adalah kehadiran dan peran Bapak/Ibu semua, sebagai pembimbing haji," ungkapnya.

Ia juga meminta kepada pembimbing manasik haji untuk bisa memberikan pemahaman kepada para jamaah. Tidak hanya pada saat mereka mau berangkat, tetapi bisa diberikan pemahaman tentang manasik saat ini melalui majelis taklim, pengajian, dan ceramah agama.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Prof. Dr. Hilman Latief, Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, UIN SATU Dr. Akhmad Rizqon Khamami, serta Kepala PFK-KBIHU Provinsi Jawa Timur KH. Abu Bakar Assegaf. (ian/rev)

Baca Juga: Tingkatkan Komitmen Pembinaan Kerohanian, Lapas Kediri Gelar Manasik Haji

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO