BLITAR, BANGSAONLINE.com - Toleransi antar umat beragama ditunjukkan masyarakat sebuah desa di Kabupaten Blitar. Tepatnya di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Meski Hindu bukan mayoritas agama yang dianut warga setempat, namun toleransi telah dipegang teguh seluruh masyarakat Desa Pasirharjo.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
Tak seperti hari-hari biasa, dalam perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Kamis (3/3), suasana sepi sangat terasa di Desa Pasirharjo, saat umat Hindu menjalankan Catur Berata Penyepian.
Kepala Desa Pasirharjo Chusana mengatakan, kebiasaan ini telah dilakukan warganya sejak lama. Bahkan, umat Muslim yang menjadi agama mayoritas di Desa Pasirharjo meniadakan pengeras suara adzan saat Nyepi.
Begitu pula dengan kegiatan masyarakat yang berpotensi menganggu kekhusukan umat Hindu dalam menjalankan ibadah juga dihentikan sementara.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
"Di desa kami ada 350 orang penganut agama Hindu. Selama mereka menjalankan peribadatan nyepi, tradisi atau kebiasaan di desa kami memang pengeras suara adzan dan kegiatan lain yang berpotensi menganggu kekhusukan ditiadakan," ujar Chusana.
Chusana menambahkan, kebiasaan ini merupakan kesadaran warga masyarakat. Artinya tidak ada paksaan atau imbauan khusus.
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
"Hal ini adalah kesadaran dari masyarakat sendiri. Selain itu, warga kami yang beragama non Hindu bahkan ikut menjaga keamanan pura dan permukiman warga Hindu," tuturnya.
Sebelumnya, pada Rabu (2/3) kemarin, umat Hindu di Desa Pasirharjo menggelar Upacara Tawur Kesanga. Yakni upacara mengarak dan membakar ogoh-ogoh.
Perayaan Hari Raya Nyepi di Desa Pasirharjo akan ditutup dengan Persembahyangan Gembak Geni di pura desa setempat Jumat 4 Maret 2022. (ina/mar)
Baca Juga: Penerima Bantuan di Gandusari Blitar Sesalkan Penyaluran yang Dilaporkan ke Bawaslu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News