JAMBI, BANGSAONLINE.com – Kehadiran Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di Jambi Sumatra mendapat sambutan sangat meriah. Gubernur Jambi Dr Al Haris dan Wakil Gubernur Drs Abdullah Sani bahkan mengaku mendapat berkah ketika ulama pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu hadir di provinsi yang dipimpinnya.
“Kehadiran Abah Kiai Asep ke Jambi ini merupakan berkah,” kata Gubernur Jambi Al-Haris saat memberikan sambutan dalam acara salat Subuh Bersama Masyarakat di Masjid Agung Al-Falah Jambi, Jumat (11/3/2022).
Baca Juga: Di Pasar Kedung Maling, Kiai Asep Borong Ikan, Daging Ayam, Sayur, Kerupuk, dan Bubur
Masjid Agung Al Falah adalah masjid terbesar di Jambi. Ia dikenal sebagai masjid 1.000 tiang. Aslinya tiang masjid itu berjumlah 232. Namun karena tiang itu tampak banyak sehingga dominan dan artistik, muncul julukansimbolik dalam masyarakat. Maka dikenallah dengan masjid 1.000 tiang.
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani juga menyampaikan hal yang sama. Menurut dia, Kiai Asep adalah tokoh nasional sekaligus panutan serta tokoh pendidikan yang sukses.
“Matur nuwun atas kerawuhan dan berkenan bedah buku di rumah ini (rumah dinas gubernur),” kata Wagub Jambi Abdullah Sani saat memberikan sambutan dan membaca sambutan Gubernur Jambi dalam acara Rapat Kerja (Raker) Pengurus Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jambi dan Bedah buku Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di rumah dinas Gubernur Jambi, Kamis (11/3/2022) malam.
Baca Juga: Kiai Asep Support Mubarok Berangus KKN Demi Wujudkan Mojokerto yang Adil, Makmur, dan Sejahtera
(Wagub Jambi Abdullah Sani (tengah, pakai batik) saat acara pembukaan Raker Pergunu dan Bedah Buku Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA). Foto: mma/bangsaonline.com)
Kiai Asep hadir ke Jambi untuk menghadiri beberapa acara. Selain bedah buku, Kiai Asep diminta memberikan Taushiah Subuh di Masjid Agung Al-Falah Jambi.
Baca Juga: Jualannya Diborong Kiai Asep, Pedagang Pasar Pugeran: Kami Setia Coblos Paslon Mubarok
Dalam acara salat Subuh berjamaah itu hadir Gubernur Jambi Al-Haris dan para OPD (Operasi Perangkat Daerah) Provinsi Jambi, disamping para tokoh masyarakat Jambi.
“Jadwal gubernur sebenarnya salat jamaah Subuh di masjid lain. Tapi karena ada Abah Yai (Kiai Asep) jadwalnya digeser ke Masjid Agung Al Falah. Makanya tadi malam gubernur datang ke acara di masjid yang diganti itu, ” tutur Ketua PW Pergunu Jambi Sahudi Ramli kepada BANGSAONLINE.com.
Gubernur Al Haris memang punya program keagamaan sangat mulia. Tiap Jumat ia keliling salat Subuh berjamaah bersama rakyatnya. Ia mengajak para pejabat di lingkungan Pemrov Jambi terutama para OPD keliling dari satu masjid ke masjid lain di seantero Jambi. Provinsi Jambi terdiri dari 11 kota dan kabupaten.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Gubernur Al Haris sangat serius dengan salat Subuh berjamah itu. Ia bahkan mencermati para pejabat atau kepala dinas yang absen. “Ini mulai mengendor. Makin banyak pejabat yang tidak hadir dalam salat Subuh berjamaah. Saya lihat ada OPD yang tidak ikut.” kata Gubernur Al Haris.
Ia lalu minta agar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi mengingatkan para pejabat yang tidak hadir.
“Sekda harus menegur,” perintah Gubernur Al Haris kepada Sekdaprov.
Baca Juga: JKSN Kabupaten Mojokerto Deklarasi Dukung Khofifah-Emil dan Barra-Rizal
Ia menyadari bahwa kita semua sibuk dengan pekerjaan. Tapi ia mengingatkan agar kita bisa mengatur waktu.
“Sekarang pekerjaan mengatur kita. Seharusnya, kita yang mengatur pekerjaan. Bukan pekerjaan yang mengatur kita, ” kata Gubernur Jambi periode 2021-2024 itu.
Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi memang sama-sama agamis dan religius. Dua pejabat tinggi Provinsi Jambi itu bahkan sangat menghormati ulama.
Baca Juga: Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Jadi Lambang Semangat Optimisme Dua Periode
Maka wajar jika dua pejabat kharismatik itu sangat ta’dzim pada Kiai Asep. Bahkan Gubernur Jambi Al-Haris dan Wakil Gubernur Abdullah Sani sempat mencium tangan Kiai Asep berkali-kali.
“Kita butuh tokoh Islam yang menginspisari kita. Abah Kiai Asep ini adalah tokoh NU,” kata Gubernur Al Haris memperkenalkan Kiai Asep yang juga ketua umum Pengurus Pusat (PP) Pergunu kepada para jamaah Masjid Agung Al Falah.
Usai acara salat Subuh berjamaah, Gubernur Al Haris tak langsung pulang. Ia justru terlibat diskusi intensif dengan Kiai Asep. Soal apa?
Baca Juga: Dukung Barra-Rizal dan Khofifah Emil, Pepabri, PPIR hingga Eks Sekdes se-Mojokerto Deklarasi
Ternyata sang gubernur tertarik dengan ceramah Kiai Asep soal salat hajat 12 rakaat enam kali salam plus salat witir 3 rakaat dua kali salam. Saat menyampaikan taushiah, Kiai Asep memang menjelaskan tentang mustajabnya salat hajat yang referensinya berasal dari Hujjatul Islam Imam Ghazali.
Menurut Kiai Asep, salat hajat berikut doanya sangat maqbul (gampang dikabulkan). Bahkan Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menjamin bahwa doa itu tidak akan ditolak oleh Allah SWT.
“Addua’ alladzi laa yuroddu (doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT),” tegas Kiai Asep mengutip teks dalam Ihya Ulumiddin. Saking mustajabnya doa tersebut, kata Kiai Asep, Imam Ghazali wanti-wanti agar doa itu jangan sampai diijazahkan atau diberikan kepada sembarang orang. Sebab, kata Kiai Asep, jika diijazahkan kepada orang tak bertanggungjawab bisa saja digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Baca Juga: Yel-Yel Ganti Bupati dan Menang 90%, Ribuan Korcam dan Kordes Relawan Bara-Rizal Konsolidasi
“Kalau itu terjadi, maka kita kena getahnya,” tutur Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, pada rakaat pertama baca surat Fatihah satu kali lalu Ayat Kursi dan surat al-Ikhas. Masing-masing satu kali.
"Begitu juga rakaat kedua. Membaca surat Fatihah satu kali, lalu Ayat Kursi, kemudian surat Al Ikhlas," katanya.
Setelah mencapai enam kali salam (berarti sudah salat 12 rakaat) lalu sujud.
"Sujud itu diluar salat. Jadi setelah salam terakhir dari 12 rakaat itu lalu kita sujud," kata Kiai Asep. "Ada doa khusus saat sujud. Tapi bagi yang belum tahu atau belum hafal bisa diganti dengan tasbih," katanya. Yaitu Subhanallah wal halmdulillah walailaha illallahu Allahu Akbar. Sebanyk 11 kali.
Nah, setelah baca tasbih itu, kata Kiai Asep, kita tumpahkan semua keinginan kita kepada Allah. Misalnya minta rezeki yang banyak, ilmu yang luas atau apa saja.
Setelah selesai berdoa baru kita salat witir tiga rakaat. "Dua kali salam," katanya.
Gubernur Al Haris tampak sangat antusias terhadap salat hajat tersebut. Kiai Asep pun menjelaskan secara detail kepada Gubernur Al Haris.
(Pembicara Bedah Buku Kiai Asep tampak Dr KH Mujib Qolyubi (paling kiri, baju putih), Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (pakai jas), M Mas'ud Adnan (pegang mik) dan Dr Fadly Usman (paling kanan, pakai baju batik. Foto: bangsaonline.com)
Bahkan Kiai Asep mengaku memberikan ijazah yang lain. “Saya juga ijazahkan salat sunnah syuruq,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com usai acara tersebut. Salat sunnah syuruq adalah salat yang dilaksanakan usai matahari terbit yang tingginya kira-kira sepenggalah atau setinggi tiang. Waktunya hampir bersamaan dengan salat dhuha.
Kiai Asep memuji akhlak Gubernur Al Haris dan Wagub Abdullah Sani. “Sangat tawaddlu (rendah hati),” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, Gubernur Al Haris dan Wagub Abdullah Sani merupaka pejabat yang memiliki ketaatan beragama sangat tinggi. Mereka, kata Kiai Asep, selain sosok pejabat tinggi juga tokoh agama di Jambi.
Kiai Asep juga memuji program salat Subuh berjamaah yang dilakukan Gubernur Al Haris bersama para OPD-nya. “Luar biasa gubernur kita, istiqomah salat Subuh berjamaah bersama masyarakat,” kata Kiai Asep saat memberikan taushiah.
Kiai Asep kemudian mengutip sebuah Hadits yang artinya, barang siapa salat Subuh berjamaah, maka hidupnya dalam tanggungan Allah SWT. Mereka tidak akan kekurangan bahkan akan selalu dijaga oleh Allah SWT.
Usai acara salat Subuh berjamaah, Gubernur Al Haris mengajak Kiai Asep dan rombongan sarapan di sebuah warung yang menyajikan menu khas Jambi. Diantaranya nasi gemuk. Nasi ini mirip dengan nasi Uduk khas Betawi.
Warung itu sangat sederhana tapi ramai pengunjung.
“Gubernur memang selalu sarapan di situ,” tutur Sahudi Ramli. Gubernur Al Haris memang dikenal sebagai pejabat familiar dan dekat dengan rakyatnya.
Pantauan BANGSAONLINE.com, di warung yang padat konsumen itu Gubernur Al Haris riwa-riwi sendiri mengurus makanan dan minuman yang dipesannya, termasuk sarapan untuk Kiai Asep. Padahal kepala daerah - apalagi setingkat gubernur - umumnya selalu dilayani ajudan.
Gubernur Al Haris tampak beberapa kali menyapa para pengunjung yang duduk di meja lain atau berpapasan. Ia menanyakan kabar dan berapa anaknya.
Penampilan Gubernur Al Haris di warung itu memang lebih tampak sebagai tokoh agama ketimbang pejabat tinggi yang birokratis. Apalagi ia memakai baju koko, kopiah putih dan bersorban putih.
Gubernur Al Haris yang sebelumnya menjabat Bupati Merangin dua periode (2013-2018 dan 2018-2021) itu memang selalu berbaur dengan masyarakat tanpa disekat oleh protokol yang ketat. Ia tampak lebih mengutamakan rakyatnya ketimbang memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Karena itu Kiai Asep memuji karakter Gubernur Al Haris.
“Luar biasa. Hebat sekali ya,” kata Kiai Asep saat berada di mobil kembali ke penginapan di hotel. Ia mengaku berdoa agar rakyat Jambi semakin maju. Kiai Asep juga mengaku siap untuk datang kembali ke Jambi demi kemajuan, terutama dalam bidang pendidikan.
Usai acara salat Subuh berjamaah di Masjid Agung Al Falah itu Kiai Asep memberikan ceramah di Pondok Pesantren Nurul Iman di Kabupaten Muaro Jambi. Di depan para santri putra dan putri itu, Kiai Asep menyampaikan 7 kunci mudah menyerap ilmu. Yaitu belajar sungguh-sungguh, sedikit makan, selalu dalam kondisi punya wudlu, membaca al Quran dengan cara melihat (nadzran), meninggalkan maksiat, salat malam dan tidak beli atau makan kue diluar pesantren.
Kiai Asep hanya sebentar di Pesantren Nurul Iman karena harus segera ke Bandara Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Pesawat Kiai Asep dan rombongan boarding sekitar pukul 12.00 siang.
Sementara acara bedah buku tentang Kiai Asep juga berlangsung cukup gayeng. Acara yang berlangsung di rumah dinas Gubernur Jambi itu dimoderatori Dr Fadly Usman (Wakil Ketua Umum Pergunu dan Wakil Rektor IKHAC).
Buku yang dibedah berjudul Kiai Asep, Kiai Besar Bin Kiai Besar dan Berpikiran Besar. Judul ini berasal dari tulisan Dahlan Iskan, wartawan kondang yang mantan menteri BUMN. Buku itu kemudian ditulis Djoko Pitono, wartawan senior.
Kemudian juga buku berjudul Inspirasi dan Perjungan Kiai Asep Saifuddin Chalim Membangun Manusia Indonesia. Buku ini ditulis Muhammad Ismail Adnan.
Tampil sebagai pembicara sekaligus testimoni dalam bedan buku itu adalah Dr KH Mujib Qoyubi (mantan Katib Syuriah PBNU), M Mas’ud Adnan (CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com) dan Kiai Asep sendiri. (berita tentang bedah buku Kiai Asep bisa dibaca di bagian lain BANGSAONLINE.COM).
Menurut Mas'ud Adnan, buku Kiai Asep yang segera terbit berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan. Buku ini relatif lengkap dan konprehensif dalam memotret sosok dan kiprah Kiai Asep karena ditulis dan disajikan dalam bentuk catatan jurnalistik.
Kiai Asep di Jambi selama dua hari. Kiai Asep bersama rombongan. Selain Kiai Mujib Qolyubi, Fadly Usman dan Mas'ud Adnan, juga ikut dalam rombongan tersebut Ahmad Zuhri (Wakil Sekretaris Pergunu), Mohammad Ghofirin (Sekjen OPOP) dan Muhammad Ismail Adnan (penulis buku Inspirasi dan Perjungan Kiai Asep Saifuddin Chalim Membangun Manusia Indonesia).
Selama di Jambi Kiai Asep dikawal para pengurus PW Pergunu Jambi. Terutama Ketua PW Pergunu Jambi Sahudi Ramli dan Sekretarisnya, Arfan Aziz.
Kiai Asep memuji Sahudi Ramli dan para pengurus PW Pergunu Jambi karena selain ikhlas dan pekerja keras juga punya banyak akses. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News