MAGETAN (BANGSAONLINE.com) - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Magetan KH Mansyur, MPd,I minta agar Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus 2015 bisa memperkuat Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliah. Sebab serbuan paham Syiah, Wahabi dan Islam Liberal (Islib) kepada NU dewasa ini makin gencar. ”Perlu kurikulum Aswaja dibakukan dalam pengkaderan pada Banom,” kata Kiai Mansyur kepada BangsaOnline.com.
Selain itu, kata Kiai Mansyur, perlu ada model pengkaderan berjenjang di tingkat NU sebagaimana di Banom-Banom. ”Itu perlu dimasukkan program,” katanya.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Kiai Mansyur juga berharap Muktamar NU di bumi Jombang itu tidak jadi ajang konflik, sebaliknya harus jadi ajang persaudaraan sesama kader NU. ”Kalau saya ingin baik dengan semua pihak,” katanya. Ia mengakui menjelang Muktamar suhu politik di tubuh NU memanas. ”Makanya saya minta semua pihak harus memakai cara-cara yang akhlaqul karimah. Itu saja kuncinya,” tegasnya. Menurut dia, kurang elok kalau kader NU konflik dan berselisih gara-gara Muktamar. Apalagi NU adalah organisasi keagamaan yang dipimpin para kiai atau kaum pesantren. ”Berbeda pendapat, berbeda sikap kan wajar. Yang penting kita pakai akhlaqul karimah, kalau tiadak, ya rusak semua,” katanya.
Kiai Mansyur yakin suhu politik yang kini memanas nanti akan reda setelah Muktamar usai. Dalam NU sudah biasa gegeran (konflik) tapi setelah itu ger-geran (tertawa). ”Itu sudah biasa, itu kultur NU,” katanya. “Mari akhiri konflik, toh kita sama kader NU. Kita sama sportif menghargai perbedaan pendapat dan sikap yang berbeda. Yang penting kita sama berjuang untuk NU,” tambahnya.
Panitia Muktamar NU
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Sementara panitia telah mempersiapkan sejumlah agenda pra muktamar. Serangkaian persiapan telah dilakukan, diantaranya membentuk kepanitiaan untuk masing-masing agenda dan menjalankan koordinasi pada semua jajaran kepanitiaan yang berjalan intensif.
Ketua Pelaksana Kegiatan Pra Muktamar, Muhammad Shabih mengungkapkan masing-masing kepanitiaan sudah menyiapkan tugasnya masing-masing. Sebanyak delapan kegiatan telah dirancang “Bahkan setiap minggu kami mencoba koordinasikan dengan semua panitia itu,” katanya, seperti dilansir Joss.Today.
Sebagian agenda yang akan digelar diantaranya, Qoryah Nahdliyah Award (pemilihan kampung NU), bazar atau pasar malam, lomba drum band yang melibatkan sekolah-sekolah, seribu rebana, jalan-jalan sehat (JJS), dan lomba khatmul qur’an. “Biasanya dari masing-masing penyelenggara program itu akan ada penambahan panitia melihat lebih efektifnya persiapan itu,” terangnya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Ia berharap dengan diadakan sejumlah acara tersebut, warga NU baik yang struktural ataupun kultural serentak tertarik meramaikan ajang muktamar di Jombang nanti. “Agar semua warga Nahdliyin lebih besar kecintaannya terhadap NU. Selama ini banyak warga nahdliyin yang kultural dari sisi amaliyahnya, tapi terhadap sisi kelembagaan NU sendiri masih belum paham betul,” tuturnya.
Terkait tempat pelaksanaan, ia akan memilih lokasi di beberapa kecamatan dan daerah pedalaman Jombang. “Mayoritas agenda pra-muktamar itu akan dilaksanakan di daerah pinggiran Jombang, seperti Bareng, Wonosalam, dan daerah yang lain. Berharap di daerah itu juga ikut andil prihal ini,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Daerah Jawa Timur H Saifullah Yusuf mengatakan, dalam waktu dekat akan fokus pada acara pra Muktamar diantaranya roadshow di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur seperti Madiun, Malang Raya, Kediri, Banyuwangi, Pasuruan, Tuban dan Madura. Sosialisasi dalam bentuk acara shalawat, Car Free Day (CFD), Khotmil Quran dan Fun Bike. Ia menginginkan seluruh masyarakat Jawa Timur merasa disapa dan ikut berperan aktif menyuseskan Muktamar.
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Muktamar NU yang dijadwalkan akan dibuka Presiden Joko Widodo juga melibatkan para tukang becak dan tukang ojek. Menurutnya, untuk menyukseskan penyelenggaraan Muktamar NU tahun ini, panitia akan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Mulai dari tukang becak, tukang ojek, pedagang kaki lima (PKL) hingga pengusaha.
Keterlibatan tukang becak dan ojek ini, tak lepas dari keinginan untuk memberdayakan masyarakat ekonomi bawah. Namun, berapa jumlahnya, Gus Ipul belum bisa memastikan. Termasuk, apakah mereka memakai baju seragam atau tidak. “Nantilah. Kalau urusan teknis, untuk sekarang saya belum bisa menjawab. Sekarang baru pemberitahuan awal dulu,” imbuhnya.
Sedangkan untuk jumlah peserta, Gus Ipul memperkirakan Muktamar NU 2015 akan dihadiri lebih dari 15 ribu orang. Mereka terdiri dari 3.500 sampai 4.000 peserta dan sisanya penggembira. “Saya yakin tempat (Ponpes) yang kami tunjuk bisa menampung puluhan ribu orang. Pengalaman di Kediri, tempat yang disediakan cukup untuk menampung puluhan ribu orang,” tuturnya. (tim)
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News