MOJOKERTO (BANGSAONLINE.com) - Kalangan DPRD Kota Mojokerto berharap sistem intelijen terpadu di wilayah ini tetap terjaga untuk memantau perkembangan kelompok radikal ISIS. Meski relatif aman, kota "onde-onde" ini pernah menjadi korban serangan bom saat malam Natal tahun 2000-an silam.
"Unsur intelijen harusnya tetap waspada pada kondisi tenang seperti ini. Jangan mudah terhanyut sehingga kelompok ISIS yang bergerak secara bawah tanah dapat dengan mudah berjalan," cetus Ketua Komisi I DPRD Kota Mojokerto, Suliyat, Selasa (14/4).
Baca Juga: Berpihak Pada Kemajuan Daerah, Pj Wali Kota Mojokerto Apresiasi 3 Raperda Inisiatif Dewan
Politisi banteng gemuk ini mengingatkan, bahwa salah satu tokoh kelompok radikal pernah bermukim di Kelurahan Surodinawan beberapa waktu lamanya. "Jangan lupa, aparat pernah memcium keberadaan salah satu tokoh penting di wilayah Kecamatan Prajurit Kulon," katanya.
Karenanya, lanjutnya, ia meminta aparat terkait dan masyarakat waspada terhadap keberadaan orang tak dikenal yang mencurigakan. Apalagi jika sampai melakukan tindakan yang berujung teror.
Ditemui terpisah, Kasatpol PP Kota Mojokerto, Agus Supriyanto mengungkapkan pihaknya sampai saat ini masih aktif melakukan giat bersama Tim Pemantauan Terpadu (TPT). Tim yang membuka Posko di Kantor Kesbang Linmas ini.
Baca Juga: Jadi Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto: Hadi Fokus RAPBD 2025, Arie Pastikan Tak Ada Proyek Mangkrak
"Kita aktif melakukan giat pengumpulan informasi dan aksi di tempat-tempat umum. Dan hasilnya, sejauh ini kita negatif terutama soal ISIS," akunya.
Agus mengatakan, pihaknya berusaha memantau kemungkinan adanya kelompok radikal ini di daerahnya. "Meski kita diam tapi kita tetap waspada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News