Inilah Kiai Penggerak NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu, Siapa Dia?

Inilah Kiai Penggerak NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu, Siapa Dia? KH Imam Jazuli, L.C., M.A. (duduk) dan para santrinya dalam suatu acara di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon Jawa Barat. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

CIREBON, BANGSAONLINE.com – Ternyata gerakan “NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu” dicetuskan kiai muda dari Jawa Barat. Yaitu KH Imam Jazuli, L.C., M.A.

“Sudah semakin jelas sikap Ketua Umum Gus Yahya Cholil Staquf terhadap PKB, apalagi setelah pernyataannya viral, bahwa NU tidak akan menjadi alat politik partai manapun termasuk PKB. Sepintas, pernyataan ini nampak bijak, tetapi menurut penulis, kurang tepat,” tegas Kiai Imam Jazuli dalam tulisannya berjudul NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu. Tulisan itu dimuat Harian Disway, Sabtu (14/5/2022).

Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT

Kiai Imam Jazuli mengakui terang-terangan berbeda pemikiran dengan Gus Yahya tentang sikap politik, sehingga punya kesimpulan (jamaah) wajib PKB dan NU struktural (jamiyah) sakkarepmu!.

Siapa Kiai Imam Jazuli? Ia alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Jadi ia satu almamater dengan KH Fahrurrozi (Gus Fahrur) Bululawang. Bedanya, Gus Fahrur aktif membela – termasuk membela Gus Yahya tentunya, sedang Kiai Imam Jazuli justru sebaliknya, berbeda pendapat.

Kiai Imam Jazuli kemudian melanjutkan ke Universitas Al Azhar Mesir. Kiai muda bertubuh kurus itu juga pernah kuliah di Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy dan Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies.

Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya

(KH Imam Jazuli, L.C., M.A. Foto: disway)

Kiai Imam Jazuli di cukup populer. Maklum, ia Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia (Bima) yang beralamat di Jl. KH. Anas Sirojuddin, Cisaat, Dukupuntang, , Jawa Barat.

Santrinya sekitar 3.000 orang. Tapi Pesantren Bima yang ia asuh punya misi dan orientasi internasional. Cukup banyak alumnus Pesantren BIMA yang diterima di Unviversitas Al Azhar Mesir. Tahun ini sebanyak 90 santri Bima diterima di Universitas Al Azhar Mesir.

Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali

Kiai Imam Jazuli punya cita rasa seni cukup tinggi. Lihat saja rumah kediaman dan lingkungan di Pondok Pesantren Bima. Pantauan BANGSAONLINE.com saat berkunjung ke pesantren tersebut, banyak sekali bangunanan terbuat dari kayu. Termasuk kamar-kamar santri. Bangunan itu mirip joglo yang sangat artistik.

Rumah kediaman yang ditempati Kiai Imam beserta istri dan putra-putrinya juga berarsitektur klasik. Ornamennya didominasi kayu.

Bahkan panggung acara untuk acara-acara besar – termasuk untuk menyambut tokoh - terbuat dari kayu seperti joglo. Panggung itu dibangun di alam terbuka yang cukup tinggi yang hanya bisa dicapai lewat tangga.

Baca Juga: Kenalkan Kehidupan Kampus, Unusida Gelar PKKMB untuk Mahasiswa Baru

Sementara para santri duduk lesehan di bawah. Mereka duduk di atas hamparan tanah yang luas. Sehingga tampak natural dan menyatu dengan alam.

Pesantren Bima juga dipenuhi kolam yang cukup luas. Bahkan rumah kediaman Kiai Imam Jazuli bersebelahan dengan kolam yang penuh ikan. Sementara di bagian depan sebelah kiri rumah Kiai Imam Jazuli disediakan beberapa kursi menghadap kolam. Tampaknya tempat ini merupakan area istirahat untuk menyaksikan ikan-ikan yang berkeliran.

Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong

(Bangunan di Pesantren Bina Insan Mulia (Bima) sangat artistik. Foto: dok/pesantren BIMA)

Kiai Imam Jazuli membiasakan para ustadznya untuk riyadah. Temasuk para santri seniornya. 

“Di sini juga banyak yang berpuasa Senin-Kamis,” kata Kiai Imam Jazuli kepada BANGSAONLINE.com saat berkunjung ke pesantren tersebut.

Baca Juga: Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU

Kiai Imam Jazuli sangat dekat dengan Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar. Bahkan kiai muda yang produktif menulis di media massa itu selalu membela Cak Imin, panggilan Muhaimin Iskandar. Padahal ia dulu ketua PDIP saat kuliah di Universitas Al Azhar Mesir.

“Dulu yang mendirikan PDIP di Mesir itu saya. Saya ketuanya,” kata Kiai Imam Jazuli. Tapi kini ia selalu membela PKB.

“Selama ini PKB bisa menjadi suatu kekuatan politik yang tangguh, dan benar-benar mengerti segala macam masalah yang dihadapi warga NU, memahami apa kebutuhan warga NU, dan mampu memperjuangkan aspirasi warga NU secara efektif. Itulah mandat dari NU untuk PKB. Mandat tersebut benar-benar sudah dijalankan,” tegas Imam Jazuli dalam tulisannya. (tim)

Baca Juga: Dulu, NU Terkenal karena Kesantunan dan Kebijaksanaanya, Sekarang?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dua kelompok Geng Motor Cirebon Kembali Tawuran':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO