Wapres Tegas: LGBT Perilaku Seksual Menyimpang

Wapres Tegas: LGBT Perilaku Seksual Menyimpang Wapres RI Prof Dr KH Ma’ruf Amin dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara Sarasehan dan Pengukuhan Pergunu hasil Kongres III di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto Jawa Timur, Jumat (3/6/2022). Foto M. MAS'UD ADNAN/HARIAN BANGSA

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma'ruf Amin secara tegas mendukung rekomendasi Kongres III Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) yang di antaranya menolak LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender).

Menurut Kiai Ma’ruf Amin, LGBT selain dilarang dalam ajaran Islam juga cermin dari cara berpikir yang menyimpang dan akhlak yang buruk.

"Itu perilaku menyimpang. Perilaku seksual menyimpang," tegas Wapres Kiai Ma'ruf Amin saat menyampaikan pidato pada Sarasehan dan Pengukuhan Pergunu hasil Kongres III di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (3/6/2022).

Hadir dalam acara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra (Gus Bara), dan pengurus Pergunu serta para kiai se-Jawa Timur.

Karena itu, menurut Kiai Ma’ruf Amin, Undang-Undang (UU) harus melarang LGBT dan jangan sampai mendapat legitimasi.

“Kalau pemerintah kan tinggal menjalankan (UU),” tegas mantan Rais Am Syuriah PBNU itu. Karena itu DPR – yang berwenang membuat UU - harus menolak.

“Minimal DPR (harus menolak),” kata Kiai Ma’ruf Amin yang juga mantan ketua MUI Pusat.

Menjelang mengakhiri pidatonya, Wapres mengucapkan selamat pada Pengurus Pergunu hasil Kongres III.

“Selamat atas pengukuhan pengurus Pergunu,” tegas Wapres Kiai Ma’ruf Amin.

Wapres mengaku kagum terhadap Kiai Asep karena sangat kreatif. Menurut dia, Kiai Asep selalu melakukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya.

“Saya kagum pada Kiai Asep,” kata Kiai Ma’ruf Amin yang alumnus Pesantren Tebuireng Jombang.

Wapres juga sempat menyinggung lirik mars Pergunu yang menyebut “Bangkitlah dari tidurmu yang panjang”. Menurut Wapres, Pergunu telah bangun dan banyak berkiprah untuk bangsa.

Wapres bahkan sangat mengapresiasi peran para guru. Menurut dia, kiai juga guru. “Kalau di NTB ustadz dan kiai itu disebut Tuan Guru,” kata Kiai Ma’ruf Amin sembari mengatakan bahwa guru harus jadi teladan atau uswatun hasanah.

Tugas guru, kata Kiai Ma’ruf Amin, sangat krusial dan berat.

Dia menegaskan bahwa sukses tidaknya generasi muda ke depan sangat tergantung guru. Kalau generasi muda sukses, berarti guru sukses dalam mendidik. Sebaliknya, jika generasi muda ke depan gagal berarti guru gagal dalam mendidik mereka.

“Tantangan ke depan tidak semakin kecil, tapi makin berat,” katanya.

Merespons pernyataan tegas Wapres Kiai Ma’ruf Amin itu, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA yang terpilih kembali sebagai Ketua Umum Pergunu pada Kongres III yang digelar pada 27-28 Mei 2022 lalu mengaku senang. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu menyampaikan terima kasih kepada Wakil Presiden Kiai Ma’ruf Amin yang dengan tegas menolak LGBT.

“Memang rasional sekali yang menjadi rekomendasi kita (Pergunu). Terima kasih kepada beliau (Wapres). Mudah-mudahan Allah membalas sebaik-baiknya kepada beliau, kepada bangsa dan negara ini,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada HARIAN BANGSA seusai acara.

Menurut Kiai Asep, jangan sampai ada regulasi tentang LGBT, apalagi legitimasi terhadap perilaku seksual menyimpang itu. Karena LGBT, tegas Kiai Asep, tak sesuai dengan ajaran Islam dan budaya Indonesia.

“Tak pantas LGBT hidup di bumi Indonesia,” tegas putra KH Abdul Chalim Leuwimunding, salah satu kiai pendiri NU.

Sebelumnya, ketika menyampaikan sambutan di depan wapres dan pengurus Pergunu, Kiai Asep lebih keras lagi. Mantan Ketua PCNU Kota Surabaya itu mengatakan bahwa LGBT lebih rendah dari pada binatang. Ia menyitir pernyataan KH Anwar Iskandar (Gus War) yang kini Wakil Rais Am Syuriah PBNU.

“Menurut Kiai Iskandar, LGBT itu lebih rendah dari sapi. Kenapa? Karena sapi tak ada yang LGBT,” kata Kiai Asep yang disambut tawa para kiai dan pengurus Pergunu yang memenuhi Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim.

“Berarti LGBT lebih rendah dari binatang,” tambah Kiai Asep.