Kasus PMK Turun, Pemprov Jatim Perluas Vaksinasi dan Revaksinasi

Kasus PMK Turun, Pemprov Jatim Perluas Vaksinasi dan Revaksinasi Gubernur Khofifah saat memantau distribusi vaksin PMK.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Indar Parawansa, menegaskan bahwa tren kasus penyakit mulut dan kuku () di wilayahnya mulai menurun cukup signifikan. Sebelumnya, kasus harian di Jatim mencapai 6.000 kasus per hari, kini tersisa 1.000 kasus setiap hari.

Pemprov Jatim kini tengah menggenjot vaksinasi pada hewan ternak dan saat ini sudah memasuki tahap ke II. Ini dilakukan agar kasus menurun dan penyebarannya bisa dihentikan.

menyebut, vaksinasi di Jatim telah dilakukan pada sebanyak 380.091 ekor atau setara dengan 7,3 persen dari total ternak sapi di Jawa Timur 5,2 juta ekor pada tahap pertama. Adapun rinciannya yakni, sapi perah 267.250 ekor, sapi potong 109.751 ekor, ternak bibit 2.290 ekor, dan hewan konservasi sebanyak 800 ekor yang tersebar di Taman Safari Indonesia, Kebun Binatang Surabaya, dan Secret Zoo batu.

"Nah, untuk memperluas pelaksanaan vaksinasi di Jawa Timur, pada 20 Juli 2022 kita menerima vaksin tahap II sebanyak 600.000 dosis. Seluruh vaksin itu telah kami didistribusikan ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur yang akan digunakan untuk melakukan perluasan vaksinasi maupun untuk re-vaksinasi pada sapi yang sudah menerima dosis pertama," ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (26/7/2022).

Mengenai vaksin tahap II di Jatim yaitu untuk re-vaksinasi sebanyak 380.100 dosis, dan alokasi untuk perluasan vaksin pertama pada sapi potong sebanyak 219.900 dosis. Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menuturkan, pelaksanaan vaksinasi tahap II dimulai secara serentak di Jawa Timur pada Senin (25/7/2022).

Pelaksanaan ditandai dengan dilakukanya re-vaksinasi sapi perah sebanyak 139 ekor di Kelomok Ternak Gunung Harta dan Kelompok Ternak Wonorejeki beralamat di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, oleh Gubernur beersama Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.

"Kami ingin menegaskan bahwa kami secara sinergis serius melakukan penanggulangan ini. Strategi yang kita lakukan sejauh ini utamanya adalah menggalakkan vaksinasi pada ternak yang sehat," kata .

"Prioritas pertama yang harus divaksin adalah ternak bibit, sapi perah, sapi potong dan kerbau sedangkan untuk ternak kambing, domba, babi akan dilakukan vaksinasi setelah ternak sapi dan kerbau sudah tervaksin 100 persen," imbuhnya.

Percepatan vaksinasi di Jawa Timur ini melibatkan semua tenaga kesehatan hewan yang berjumlah 2.450 orang, dan terdiri dari 950 dokter hewan serta 1.500 paramedik veteriner. Pemprov Jatim juga bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia untuk melatih tenaga kesehatan dari unsur TNI dan Polri sebanyak 1.200 orang.

Selain itu, dokter muda dari Fakultas Kedokteran Hewan Uniar, Unibraw, dan Univ Wijaya Kusuma dengan total 600 mahasiswa dilibatkan bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebanyak 350 dokter hewan.

"Dengan jumlah SDM tersebut maka Jawa Timur memiliki 950 tim vaksinator yang mampu melakukan vaksinasi rata-rata sebanyak 12.500 sd 15.000 ekor/hari. Sehingga total vaksin 600.000 dosis akan terselesaikan selama 1,5 bulan. Tetapi kami sedang menghitung ulang untuk opsi percepatan," ucap gubernur.

Pihaknya berharap, suplai vaksin dari pusat bisa lancar tersalurkan ke daerah agar upaya vaksinasi bisa terus dilakukan dengan cepat. yakin, kasus di Jatim bisa dihentikan dan seluruh hewan ternak di Jatim kembali dalam kondisi sehat dengan upaya ini. (dev/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO