BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Warga sekitar pengeboran minyak dan gas bumi (migas) Lapangan Sukowati yang dioperatori Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java (JOB P-PEJ), mengaku tidak ada sosialisasi dari perusahaan sebelum berlangsungnya pengecekan dan pembakaran sumur SKW 21 di Pad.
"Tidak diberitahu apa-apa, jadi kita kaget saat ada bau tidak sedap itu," ujar salah satu warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Bojonegoro Ramisih, Sabtu (25/4/2015).
Baca Juga: Dorong Petani Mandiri, EMCL Adakan Program Sekolah Lapang Pertanian
Ia mengaku panik setelah mencium bau busuk itu. Hal serupa juga dirasakan ratusan warga lainnya, kemudian warga sekitar menjauh dari tempat tinggal mereka untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Bau itu kali pertama muncul sekira pukul 19.45 WIB kemarin malam, saat warga sekitar sedang bersantai di dalam rumah.
"Baunya muncul dari arah utara, dari lokasi pengeboran Pad A," ujar Arif Rahman warga Desa Ngampel yang tinggal di selatan Pad A.
Dijelaskan dia, para warga yang mencium bau busuk itu langsung merasa mual-mual dan pusing. Bahkan salah satu warga ada yang pingsan dan dirawat di rumah sakit. Ia berharap, saat ada aktifitas apapun yang dilakukan operator untuk disosialisasikan serta diumumkan kepada seluruh warga yang berada di dekat lokasi pengeboran.
Baca Juga: APBD Bojonegoro Bisa Rp 7,5 Triliun, Sayang Bupati-Wakil Bupati Bertengkar depan Publik
"Serta menjamin keamanan dan kenyamanan warga sekitar," pintanya.
Sementara itu, menurut Senior Scurity and Public Relations Operator Lapangan Sukowati, JOB P-PEJ, Yoga S. Utomo, saat ini kondisi disekitar Pad A sudah normal. Bau busuk yang muncul itu disebabkan bocornya sumur SKW 21 di Pad A Lapangan Sukowati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News