MALANG, BANGSAONLINE.com - Ketua panitia derah muktamar NU ke-33 di Jombang, Drs H. Saifullah Yusuf kemarin melakukan sosialisasi muktamar di Malang Raya tepatnya di Ballroom Resto & Café Baiduri. Sosialisasi ditandai dengan deklarasi penolakan new khawarij yang akan masuk di Malang Raya. Deklarasi dimeriahkan hiburan musik Ki Ganjur asuhan Zastrouw Al-Ngatawi mantan ajudan Gus Dur dengan penyanyi Mel Shandy (mantan rocker) dan Tri Utami.
Dalam sambutannya, Gus Ipul menjelaskan mekanisme muktamar mulai dari pendanaan, pengamanan yang melibatkan TNI/Polri dan dibantu ribuan Banser.
Baca Juga: Erick Thohir Jadi Ketua Pengarah Satu Abad NU
“Peserta yang akan memberikan hak suaranya dalam suksesi pemilihan ketua tanfidziah dan syuriah lima tahun mendatang diperkirakan mencapai empat ribu orang. Mereka dari utusan pusat (PBNU) ada 200 orang, provinsi (PWNU) 231 orang, utusan daerah se-Indonesia 3.126 orang dan dari pengamat sebanyak 250 orang,” terang Gus Ipul.
Lebih jauh Gus Ipul menjelaskan, muktamar NU ke-33 momen lima tahun sekali itu merupakan persatuan Islam nusantara. Momen itu juga untuk meningkatkan rasa kebersamaan warga NU untuk meneguhkan Islam nusantara. Perbedaan yang ada akan diperekat dalam arena muktamar nantinya.
Selain sosialisasi muktamar, juga diisi deklarasi penolakan new khawarij (ajaran, amalan serta tindakan) maupun segala bentuk tindakan ekstrimisme atas nama agama yang masuk di Malang Raya. Dihadapan ribuan hadirin, pengurus NU Malang Raya membacakan lima poin deklarasi.
Baca Juga: Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Mutiara Indonesia dari Jawa Timur
Pertama, menolak tegas perilaku ekstrimisme atas nama agama. Kedua, menolak keras khawarij baru mulai ajaran, amalan serta tindakannya. Ketiga, menolak dengan harga mati segala bentuk doktrin, ajaran ideologi yang dapat merusak NKRI.
Keempat, mencapai persatuan dan kesatuan secara umum umat Islam keseluruhan di nusantara, khususnya warga NU sendiri yang ada di nusantara. Kelima mengajarkan sekaligus mempertahankan faham ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah (aswaja), yang menjadi soko guru Islam nusantara dengan semboyannya Rahmatan Lil ‘Alamin. Deklarasi diakhiri dengan penandatanganan kain putih oleh Gus Ipul, TNI/Polri, maupun undangan lainnya. (thu/mlg1/mlg2/rvl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News