Ketua PBNU: Pembukaan Muktamar Kok di Alun-alun

Ketua PBNU: Pembukaan Muktamar Kok di Alun-alun Ketua PBNU, Prof Kacung Marijan, PhD

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Direktur Jenderal Kebudayaan Prof Kacung Marijan, PhD menegaskan bahwa pembangunan Gedung Museum Islam Nusantara Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng Jombang dipastikan selesai akhir Juli 2015. ”Jadi fisiknya selesai sebelum , tapi isinya belum,” kata Kacung Marijan kepada BANGSAONLINE.com.

Menurut dia, peresmian Gedung Museum Hasyim Asy’ari itu bakal dilakukan Presiden Joko Widodo. ”Jadi kan pas Presiden meresmikan Museum itu sekaligus membuka ,” katanya.

Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo

Karena itu, menurut dia, pembukaan harus diletakkan di Pesantren Tebuireng, yaitu di lokasi Museum Hasyim Asy’ari. ”Sebab pendiri NU kan di Tebuireng. Jadi ada nilai historisnya,” kata Kacung Marijan yang kini juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketika ia diberi tahu bahwa panitia , terutama Panitia Daerah yang diketuai Saifullah Yusuf (Gus Ipul) merencanakan pembukaan di alun-alun Jombang, guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu malah heran.

”Masak pembukaan di alun-alun, ini gimana,” katanya tak habis pikir. Ia minta agar semua pihak mengkomunikasikan dengan PBNU, terutama Panitia Pusat , agar pembukaan dipindah ke Pesantren Tebuireng.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

”Kalau pembukaan di Tebuireng kan pas. Kan pendiri NU di Tebuireng,” katanya sembari mengatakan bahwa tanggal 14 Mei 2015 dirinya akan meninjau pembangunan Gedung Museum Hasyim Asy’ari tersebut.

Tapi apakah pihak Tebuireng siap untuk ditempati pembukaan yang massanya diperkirakan mencapai puluhan ribu? KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) selaku pengasuh Pesantren Tebuireng mengaku siap. Bahkan, menurut cucu pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari ini, ada nilai penting jika diletakkan di Pesantren Tebuireng. ”Pertama, ada nilai historis. Pendiri NU kan di Tebuireng,” kata Gus Solah kepada BANGSAONLINE.com.

Kedua, menurut dia, secara teknis lokasi Museum Hasyim Asy’ari sangat representatif. Bahkan lebih representatif dibanding alun-alun Jombang. Areanya sangat luas yaitu 5 hektar. Jadi sama dengan luas alun-alun Jombang. ”Jadi secara teknis sangat memadai dan representatif,” katanya. (tim)

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO