Tiga Kali Dipenjara, Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi PM Malaysia, Ini Kisah Dramatisnya

Tiga Kali Dipenjara, Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi PM Malaysia, Ini Kisah Dramatisnya Anwar Ibrahim. Foto: Reuters/South China Morning Post

KUALA LUMPUR, BANGNSAONLINE.com – Tokoh oposisi akhirnya ditunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia. Penantian panjang terwujud setelah ia tiga kali dibui dalam perjuangannya menegakkan reformasi. Ia menjadi PM Malaysia ke-10.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, pemilihan PM Malaysia sempat buntu karena hasil pemilu yang baru saja berlalu tak ada partai pemenang. ,, akhirnya mengakhiri drama itu dengan menunjuk Anwar menjadi PM yang baru, Kamis (24/11). Nama Anwar keluar sebagai pemenang setelah Raja berkonsultasi dengan sultan dari sembilan negara bagian dalam rapat darurat hari ini.

Perjalanan politik Anwar sangat dramatis. Seperti diberitakan CNN, itu bermula ketika ketika tokoh kelahiran 10 Agustus 1947 itu aktif memimpin gerakan siswa Islam di Malaysia pada medio 1960 hingga 1970-an.

Pemimpin koalisi partai Pakatan Harapan (PH) itu memulai karirnya sebagai aktivis yang lantang menyuarakan reformasi. Anwar pun kemudian ditangkap. Ia pertama kali merasakan dingin lantai bui pada 1974.

Anwar ditangkap di bawah Undang-undang Keamanan Internal (ISA) karena menggelar unjuk rasa menentang kemiskinan dan kelaparan di daerah pinggiran.

Berlandaskan aturan tersebut, Anwar dijebloskan ke penjara selama 20 bulan tanpa perlu menjalani proses peradilan.

Dilansir Al Jazeera, saat itu lah Anwar menarik perhatian Mahathir Mohamad, yang di kemudian hari naik takhta menjadi PM Malaysia pada 1981.

Keluar dari penjara, Anwar mengejutkan para rekan perjuangannya ketika memutuskan untuk bergabung dengan partai berkuasa, UMNO, di bawah pimpinan Mahathir.

Berkat charisma Mahathir, karier politik Anwar pun melesat. Pada 1983, Anwar ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga sebelum mengambil alih jabatan Menteri Agrikultur dan Menteri Pendidikan.

Kiprah Anwar semakin gemilang ketika menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 1991 dan diangkat menjadi wakil perdana menteri pada 1993.

Anwar cukup piawai. Buktinya, perekonomian Malaysia melejit. Asiamoney bahkan menobatkan Anwar sebagai Menteri Keuangan Tahun Ini pada 1996.

Setahun kemudian, krisis moneter melanda dunia. Tapi Anwar berhasil membawa Malaysia melwati krisis. Anwar pun ditunjuk sebagai Ketua Komite Pembangunan Bank Dunia pada 1998.

Tak main-main. Newsweek lantas menobatkan Anwar sebagai "Asian of the Year."

Tekad Mahathir untuk menyerahkan takhtanya kepada Anwar semakin kuat. Mahathir pun rehat selama dua bulan dan menunjuk Anwar sebagai perdana menteri interim.

Dalam jangka waktu tersebut, Anwar merombak pemerintahan dan membongkar semua kebusukan UMNO yang dianggap mulai rapuh akibat sistem kroni, korupsi, dan nepotisme di tubuh partai.

Malaysia berubah drastis. Tapi Anwar justru dituntut atas dugaan korupsi dan pencobaan penghalangan pemeriksaan kasus sodomi yang dituduhkan atas dirinya.

Anwat dipecat dari posisi wakil perdana menteri. Tapi ia tak gentar. Ia memulai gerakan reformasi, membakar semangat pendukungnya untuk turun ke jalan melawan koalisi penguasa, Barisan Nasional.

Pada 20 September 1998, Anwar ditahan. Berbagai lembaga internasional menganggap tuntutan ini bermotif politik.

Namun, ia dapat membakar semangat PKR untuk ikut serta dalam pemilu 2008. PKR berhasil memenangkan 31 kursi parlemen, menjadikan mereka partai oposisi terkuat di Malaysia.

Pada pemilu 2013, mereka berhasil meraih suara lebih banyak dari koalisi Barisan Nasional. Namun, mereka tak berhasil menggulingkan koalisi penguasa karena tak mendapatkan cukup kursi parlemen.

Baru saja menghimpun kekuatan, Anwar kembali dijerat kasus sodomi oleh rezim Perdana Menteri Najib Razak hingga harus dijebloskan pada 2015.

Namun lagi-lagi Anwat tak gentar. Dari balik jeruji besi, Anwar tetap memimpin langkah Pakatan Harapan. Dengan kemurahan hati, ia pun memaafkan Mahathir Mohamad yang ingin menyatukan kekuatan dengan Pakatan harapan demi melawan rezim korup Najib.

Anwa sepakat menunjuk Mahathir menjadi calon perdana menteri interim yang akan menyerahkan takhta kepadanya setelah ia bebas dari bui kelak.

Setelah terpilih sebagai perdana menteri pada pemilu bersejarah pada 2018, Mahathir mengupayakan pengampunan penuh dari raja.

Berhasil. Anwar tidak hanya dibebaskan, tapi juga langsung dapat berpartisipasi dalam politik, melengangkan jalannya menuju kursi perdana menteri.

Tapi gonjang-ganjing politik membuat Mahathir harus melepaskan jabatannya pada 2020, membuat harapan Anwar menjadi PM kembali pupus.

Tapi semangat Anwar tetap membaja. Anwar kembali bertarung pada pemilu akhir pekan lalu. Maka tokoh oposisi pun sukses mewujudkan cita-cita besarnya untuk memimpin Malaysia. (tim)

.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO