Baznas Jatim Bangun Masjid Darurat untuk Salat Jumat di Kampung Rawa Cina Cianjur

Baznas Jatim Bangun Masjid Darurat untuk Salat Jumat di Kampung Rawa Cina Cianjur Tenda yang didirikan oleh Tim BTB Baznas Jatim untuk dapur umum di Cianjur, Jawa Barat.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Setelah dihentikannya masa tanggap darurat oleh Pemkab pada 20 Desember lalu, menyatakan kesiapannya untuk tetap meneruskan dalam pemberian bantuan apabila pemerintah setempat memperpanjangnya.

Ketua , KH Muhammad Roziqi, mengungkapkan hal tersebut saat memberangkatkan Tim Baznas Tanggap Bencana (BTB) pada Jumat (16/12/2022) pekan lalu. Tim BTB yang dipimpin Wakil Ketua III KH Muhammad Zakki itu menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp606 juta kepada pihak Baznas pada Sabtu (17/12/2022) untuk dipakai sesuai kebutuhan Pemkab .

Kabid Pendistribusian dan Pendayagunaan , Abdul Kholik, yang ikut dalam rombongan BTB ke mengatakan bahwa penyerahan bantuan berupa uang tunai itu menyisihkan Rp100 juta dari total Rp706 juta yang dibawa dari Surabaya. Tujuannya untuk dipakai langsung untuk kegiatan Tim BTB dalam penanggulangan pascabencana, seperti dapur umum, pos kesehatan, hingga tandon air.

"Seperti saat ini sedang dalam proses pembangunan masjid darurat yang menelan biaya sekitar Rp30 juta. Ini diambil dari uang yang disisihkan Rp100 uuta tadi. Nantinya, masjid ini akan bisa dimanfaatkan untuk Sholat Jumat dan sholat berjamaah lainnya. Juga bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk pengajian, sholawatan, TPQ, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan nanti bisa jadi sentra keagamaan di Kampung Rawa Cina ini," kata Kholik, sapaan Abdul Kholik kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (22/12/2022).

Ia menjelaskan, awalnya masjid darurat yang dibuatkan oleh Tim BTB itu berupa tenda yang terbuat dari bahan terpal dengan ukuran 6 x 4 meter. Bisa dibayagkan panasnya serta berdesak-desakan saat memakai untuk salat berjamaah. Namun, dengan dibangunnya kembali masjid yang masih bersifat darurat ini dengan bahan dari bahan spandek dan galvalum itu, jamaah dijamin tidak akan merasa panas dan berdesak-desakan lagi.

"Terlebih dengan ukuran luas sebesar 14 x 10 meter dan tinggi 4 meter, maka akan lebih banyak menampung jamaah yang akan menjalankan ibadah Sholat Jumat atau sholat-sholat wajib lainnya secara berjamaah. Ditambah bahannya yang terbuat dari spandek galvalum, akan lebih bisa menahan cuaca panas tanpa harus merasakan panas orang-orang yang berada di dalamnya," jelasnya.

Intinya, dari pembangunan masjid darurat atas permintaan masyarakat Kampung Rawa Cina itu bisa lebih layak dari sembelumnya yang hanya memakai tenda terpal tersebut. Ditambah lagi, pendirian masjid darurat yang diberi nama Masjid AL-Mahmudiyah itu dilakukan di atas lahan makam warga. Karena saat itu tidak memungkinkan untuk membangunnya di tempat lain yang semuanya terdampak oleh gempa yang berkekuatan magnitudo (M) 5,6 ini.

Kholik menuturkan, pembangunan tenda terpal untuk masjid darurat itu sebelumnya dibangun oleh Tim BTB melalui sejumlah personel dari BTB Baznas Jombang yang telah hadir sekitar tiga minggu yang lalu sejak awal terjadinya gempa. Tak hanya membangun masjid darurat dari tenda, mereka juga membangun tenda kesehatan hingga tenda dapur umum.

"Puing-puing dari bangunan masjid sebelumnya, diratakan oleh warga. Lalu, kita kasih kayu-kayu bekas bangunan rumah yang runtuh, kemudian lantai masjidnya dikasih triplek supaya nyaman dan awet," tuturnya.

Kholik menambahkan, Kampung Rawa Cina merupakan satu dari 18 titik yang didirikan oleh Baznas pusat untuk penanggulangan bencana gempa bumi di dengan mendirikan pos kesehatan, dapur umum, serta pos layanan yang tersebar di beberapa desa. Kebetulan, Baznas jatim kebagian wilayah Kampung Rawa Cina yang kondisinya cukup parah.

Ia mengungkap saat awal tiba bersama Tim BTB pada Sabtu pekan lalu. Ia bersama tim mendapati pemadangan yang sangat memilukan. Saat itu di depan matanya hanyalah rumah-rumah yang sudah luluh lantak dan merata di mana-mana. "Masya Allah, hampir semua rumah di Kampung Rawa Cina hancur. Memang masih ada 2-3 rumah yang berdiri tapi tetap saja tidak bisa dihuni karena membahayakan penghuninya. Jadi, harus dirobohkan," ungkap Kholik.

Dalam memberikan bantuan, lanjut Kholik, tetap mengikuti aturan pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Kabuaten (Pemkab) , serta tegak lurus oleh komando dari Baznas pusat. Diketahui, Baznas pusat merupakan pusat komando dari kegiatan Baznas Tanggap Bencana (BTB), yng kemudian berkolaborasi dengan Baznas Jawa Barat (Jabar), Baznas Cainjur, hingga Baznas Jawa Timut (Jatim).

"Jadi, kalau semisal masa tanggap darurat bencana diperpanjang oleh Pemkab , kita siap sesuai arahan ketua () juga. Seperti pembuatan huntara atau hunian sementara untuk relokasi para pengungsi misalnya, ya kita buatkan," pungkasnya. (ari/mar)

Lihat juga video 'Siswa di Cianjur, Rela Lewat Jembatan Rusak untuk Berangkat ke Sekolah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO