Beda Hari dalam Menggelar Aksi, Elemen Gerakan Mahasiswa Klaim tetap Solid

Beda Hari dalam Menggelar Aksi, Elemen Gerakan Mahasiswa Klaim tetap Solid PC PMII Surabaya menggelar Dialog Interaktif Mengkritisi Program Nawa Cita Jokowi di Museum NU. foto: didi rosadi/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Elemen Gerakan Mahasiswa terbelah dalam aksi turun ke jalan mengkritisi Pemerintahan Jokowi-JK. Sejumlah elemen mahasiswa menggelar aksi pada tanggal 20 Mei, tepat pada Hari Kebangkitan Nasional. Namun elemen lainnya memilih turun ke jalan pada tanggal 21 Mei, bertepatan dengan peringatan jatuhnya Soeharto.

Kondisi tersebut memunculkan isu kalau gerakan mahasiswa terpecah. Namun isu itu dibantah aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Zainuddin. Mantan Ketua 1 PC PMII Surabaya itu menegaskan gerakan mahasiswa khususnya di Surabaya tetap solid.

Sebagai bukti, seluruh anggota ormas Cipayung yang ada di Surabaya, seperti PMII, HMI, GMKI, PMKRI dan IMM bisa kumpul dalam satu forum dialog yang mengkritisi pemerintahan Jokowi-JK. "Gerakan mahasiswa solid. Kalau ada yang memilih turun tanggal 20 atau 21 Mei itu hanya soal pilihan. Yang penting isunya tetap pro rakyat dan mengkritisi pemerintah," tutur alumni UIN Sunan Ampel itu, Rabu (20/5).

Zainuddin mengaku pihaknya bersama kader PMII Surabaya akan turun ke jalan, tanggal 21 Mei. Dirinya berjanji akan menagih janji politik Jokowi terutama yang terdapat dalam program Nawa Cita.

Hanya saja, dirinya tidak setuju dengan isu penggulingan pemerintah, karena itu sudah masuk ke ranah politik praktis. Dan PMII sepakat untuk tidak terkontaminasi dengan kepentingan elit politik tertentu.

"Kita turun ke jalan untuk mengkritisi pemerintah, bukan untuk menjatuhkan pemerintah. Kita akan tetap menjaga kemurnian gerakan mahasiswa," imbuh salah satu kader yang dianggap layak memimpin PKC PMII Jatim itu. (mdr/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Aksi Demo Mahasiswa Dibubarkan Dosen':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO