SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Muhammad Yani (50) asal Mojokerto datang Polsek Gunung Anyar, guna melaporkan dugaan penganiayaan yang menyebabkan putranya MRF (19) meninggal dunia. Penganiayaan tersebut, diduga dilakukan oleh para senior Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya.
Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Roni Ismullah saat dikonfirmasi, membenarkan adanya laporan tentang tewasnya korban di kamar mandi Poltekpel Surabaya.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Setelah adanya laporan tersebut lantas kita ke lokasi sekolah Poltekpel, dan sempat kita periksa beberapa cctv di sekitar kamar mandi. Namun hanya bisa terekam lalu lalang para siswa keluar masuk kamar mandi, sedangkan aksi pemukulan tidak terjangkau cctv,” ujarnya, Senin (6/2/2023).
Saat Polsek Gunung Anyar ke lokasi kejadian, ternyata korban sudah dalam kondisi sudah tak bernyawa di Rumah Sakit Haji Sukolilo, sejak Minggu (5/2/2023) pukul 20.00 WIB.
Roni juga menegaskan, meski kasus penganiayaan siswa Poltekkes hingga tewas itu ikut dalam wilayah hukum Gunung Anyar, namun kasus tersebut diambil alih oleh Unit Jatanras Polrestabes Surabaya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
“Sekarang kasus itu ditangani oleh Polrestabes Surabaya dan kami tidak melakukan penyelidikan, hanya terima laporan,” tuturnya.
Muhammad Yani (50) asal Mojokerto ayah MRF saat melakukan pelaporan di Polsek Gunung Anyar
Saat ditemui secara terpisah, Ayah korban, Muhammad Yani mengatakan, dirinya kaget saat diinfokan adanya kejadian itu oleh pembina Poltekpel.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Kekasih Lindawati Tersangka Pembunuhan Janda di Ngaglik Surabaya
“Saya pukul 22.48. WIB dikabari oleh dokter Wati dari Poli Poltekpel, bahwa putra saya meninggal dunia akibat terjatuh dari kamar mandi, saya kaget langsung ke Surabaya,” kata Ayah korban.
Saat tiba di Rumah Sakit Haji Sukolilo, dirinya kaget setelah melihat kondisi fisik putranya. Beberapa luka lebam di tubuh korban, hingga pada bagian mulutnya keluar darah segar tanpa henti.
“Soalnya bibirnya itu bengkak, pecah. terus hidung kanan itu juga bengkak. Dahi kanan kiri memar. pipi, leher sama dada memar gosong gosong semua, terus mulut mengeluarkan darah, gak ada hentinya. Putra saya tewas tidak normal dan kemudian saya laporkan,” tegas Muhammad Yani.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Dugaan kuat adanya pengeroyokan kepada korban yang dilakukan oleh siswa senior Poltekpel, juga diutarakan oleh salah satu anggota Polsek Gunung Anyar.
Hal itu, terungkap adanya laporan oleh salah satu pembina yang melaporkan, bahwa yang meninggal adalah siswa junior yang masih semester pertama dan dianiaya oleh para senior.
Selanjutnya, Unit Resmob Polrestabes Surabaya melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pembina Poltekpel.
Baca Juga: Polisi Tunggu Hasil Autopsi Jasad Janda Dua Anak yang Tewas di Ngaglik Surabaya
Saat dikonfirmasi, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirza Maulana, pihaknya tidak bisa memberikan keterangan banyak.
“Sabar masih kita periksa beberapa saksi dan belum mendapatkan keterangan pasti,” kata AKBP Mirza.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Heru Widada saat diwawancarai awak media mengatakan, MRF (19) asal mojokerto dipulangkan oleh pihak kampus dalam keadaan tidak bernyawa, Senin (6/2/2023) dini hari.
Baca Juga: Otak Penyekapan 12 Perempuan di Sememi Lolos, Penjaga Rumah Ditindak Tipiring
Namun saat ditanya lebih lanjut tentang penyebab kematian korban, Direktur Poltekpel Surabaya enggan memberikan keterangan secara jelas. (rus/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News