Pernah Sebut Nabi Musa Preman, Siti Aisyah Cewe Gaul, Ceramah Hanan Attaki Dihentikan di Pamekasan

Pernah Sebut Nabi Musa Preman, Siti Aisyah Cewe Gaul, Ceramah Hanan Attaki Dihentikan di Pamekasan Hanan Attaki. Foto: instagram

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com – Penceramah kontroversial Ustad didemo waga Madura saat memberikan ceramah di Masjid Muttaqin, Jalan Bhayangkara, Desa Laden, , Madura, Ahad (12/2/2023). Dalam acara yang dijaga banyak aparat itu massa sempat bersitegang dengan pihak keamanan. Namun akhirnya ceramah dihentikan karena massa terus bertahan dan semakin tak terbendung.

Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor , Maltuful Anam, mengatakan bahwa massa menolak semua penceramah yang menghina Nabi Musa dan istri Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Gelar Wisuda ke-V, Ketua STISA Pamekasan Apresiasi Perjuangan Wisudawan

"Karena posisi kita benar, posisi kita menolak kedatangan seseorang yang menghina Nabi Musa, dan menghina istri Rasulullah," kata Maltuful Anam kepada wartawan.

Ia juga menegaskan bahwa demonstrasi yang dilakukan itu untuk membuktikan kepada masyarakat , dan kaum Nahdliyyin, bahwa warga NU tidak pernah berada di pihak orang yang menghina para nabi, yang menghina Nabi Musa, dan yang menghina istri nabi.

Seperti diberitakan, pernah menyatakan bahwa Nabi Musa adalah premannya para nabi. Karuan saja banyak netizen mengecam. Bahkan ia dicap telah menghina syariat Islam dan seterusnya.

Baca Juga: Sepanjang 2024, Damkar Pamekasan Tangani 174 Kebakaran dan 13 Animal Rescue

(Aparat keamanan saat menjaga acara yang mendatangkan di Desa Laden, , Madura, Ahad (12/2/2023). Foto: bangsaonline)

pun minta maaf. lalu membuat video klarifikasi dengan judul Tabayyun. Video itu ia unggah di media sosial (medsos), seperti Instagram dan Youtube.

Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Bela Negara ke-76, Pj Bupati Pamekasan: Momentum Perkuat Kesatuan Bangsa

"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah menasihati saya, terkait dengan diksi dalam ceramah saya, salah satunya adalah Musa sebagai premannya Nabi," ujar mengawali klarifikasi dalam videonya.

Hanan mengaku keliru memilih diksi dalam ceramah tersebut. Meski demikian ia mengaku tidak bermaksud menghina atau mencela Nabi Musa atau para Nabi.

"Jadi, istilah (preman) yang saya maksudnya itu lebih kepada fisik, bukan kepada moral (Nabi Musa)," kata Hanan.

Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan 10 Kios di RSUD Smart Pamekasan, Pasien Sempat Panik

Menurut , dia menyebut Nabi Musa sebagai preman dalam pengertian positif bukan negatif.

"Intinya, Preman yg saya maksud JAGOAN, JAWARA... dan mungkin kita tidak perlu menilai pesannya dari hanya 1 kata," tulis Hanan.

juga pernah heboh karena dalam video yang beredar luas menyebut ciri wanita Shaleha memiliki berat tidak lebih dari 55 kilogram.

Baca Juga: Kejari Pamekasan Ringkus 4 Tersangka dalam 2 Kasus Korupsi pada 2024

Video tersebut menyebar di media sosial. Banyak kritik dan komentar pro-kontra. 

Hanan kemudian mencontohkan Aisyah, istri Nabi Muhaammad SAW yang bertubuh ramping. Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu mengaku sudah meneliti teks-teks Hadits tentang Aisyah.

Baca Juga: Lima Orang Sekeluarga Tewas dalam Sumur di Pamekasan

"Saya teliti teks-teks tentang Aisyah, ternyata Aisyah itu anaknya cewe gaul, pinter, traveller banget, kurus, tinggi, berat maksimalnya antara 55 sampai 60 kilogram," ujar Hannan dalam video yang diberi tagar #1minutebooster itu dikutip wartakota.

Ia kemudian melanjutkan, "55 lah, makanya saya selalu bilang di mana-mana, salah satu ciri perempuan sholehah, beratnya tidak boleh lebih dari 55 kilo, tau darimana ustad Aisyah beratnya 55 kilo?, baca lagi hadistnya, kata para sahabat yang membawa tandu Aisyah, Aisyah itu lebih ringan dari tandunya, dan tandu itu beratnya sekitar 55 kilo, jadi kalau ke rumah, ibu-ibu pas nimbang, hah 56, itu kurang sholehah, olahraga lagi, treadmil, zumba, apalah pokonya.”

Maltuful Anam mengatakan bahwa tindakan penolakan dengan cara demonstrasi yang dilakukan pihaknya ini sudah tepat.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Didampingi Ketua KPU RI Tinjau Kesiapan Pilkada 2024 di Pamekasan

"Kita hentikan pengajian Ustaz di dalam, namun saya sangat kecewa sekali karena tidak diberikan kesempatan konferensi pers oleh panitia dan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan," kata Maltuful Anam dikutip Tribunnews.

Ia juga mengaku kecewa terhadap panitia penyelenggara yang tidak menghormati penolakan dari PCNU yang menolak kedatangan Ustaz ke .

Ia mengingatkan, jika di kemudian hari terdapat acara serupa yang mendatangkan Ustaz , maka warga NU se- akan kembali berdemonstrasi untuk menyampaikan penolakan.

Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital

"Ingat, ketika nanti ada penceramah yang datang ke seperti lagi, kita tidak akan memberikan ampun, siapa pun itu yang membekingi. Kita warga Nahdliyyin akan datang se-," katanya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, sebelumnya Ketua PCNU , KH Taufik Hasyim sudah mengingatkan panitia untuk mempertimbangkan, bahkan memindahkan acara ke tempat lain.

"Agenda ini membuat masyarakat setempat tidak nyaman. Pasalnya, ustaz kelahiran Banda Aceh ini sempat ditolak di Jawa Timur, seperti: Gresik, Jember, Sumenep, dan di beberapa daerah lainnya," ujarnya, Sabtu (11/2/2023).

"Kami harap panitia bisa tahu diri dan tidak memaksakan kehadiran ustadz ini (). Melihat perkembangan di masyarakat, khususnya masyarakat Desa Laden, setelah saya menerima laporan dari tokoh di sana," imbuhnya.

Ia bahkan mengaku khawatir dengan dampak acara tersebut jika tetap digelar. Pihak berwajib pun diminta untuk segera bertindak.

Namun tampaknya panitia tak menggubris peringatan Ketua PCNU itu. Buktinya, kajian itu tetap digelar. (dim/sis/tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Haul Akbar di Masjid Nurul Huda Pamekasan, Satukan Generasi dan Santri Kiai Mattawi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO