PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com – Penceramah kontroversial Ustad Hanan Attaki didemo waga Pamekasan Madura saat memberikan ceramah di Masjid Muttaqin, Jalan Bhayangkara, Desa Laden, Pamekasan, Madura, Ahad (12/2/2023). Dalam acara yang dijaga banyak aparat itu massa sempat bersitegang dengan pihak keamanan. Namun akhirnya ceramah Hanan Attaki dihentikan karena massa terus bertahan dan semakin tak terbendung.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pamekasan, Maltuful Anam, mengatakan bahwa massa menolak semua penceramah yang menghina Nabi Musa dan istri Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
"Karena posisi kita benar, posisi kita menolak kedatangan seseorang yang menghina Nabi Musa, dan menghina istri Rasulullah," kata Maltuful Anam kepada wartawan.
Ia juga menegaskan bahwa demonstrasi yang dilakukan itu untuk membuktikan kepada masyarakat Pamekasan, dan kaum Nahdliyyin, bahwa warga NU tidak pernah berada di pihak orang yang menghina para nabi, yang menghina Nabi Musa, dan yang menghina istri nabi.
Seperti diberitakan, Hanan Attaki pernah menyatakan bahwa Nabi Musa adalah premannya para nabi. Karuan saja banyak netizen mengecam. Bahkan ia dicap telah menghina syariat Islam dan seterusnya.
Baca Juga: PCNU se-Madura Minta Nahdliyin Jaga Kondusivitas Pilkada, Keluarkan 7 Imbauan
(Aparat keamanan saat menjaga acara yang mendatangkan Hanan Attaki di Desa Laden, Pamekasan, Madura, Ahad (12/2/2023). Foto: bangsaonline)
Hanan Attaki pun minta maaf. Hanan Attaki lalu membuat video klarifikasi dengan judul Tabayyun. Video itu ia unggah di media sosial (medsos), seperti Instagram dan Youtube.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
"Terima kasih kepada teman-teman yang sudah menasihati saya, terkait dengan diksi dalam ceramah saya, salah satunya adalah Musa sebagai premannya Nabi," ujar Hanan Attaki mengawali klarifikasi dalam videonya.
Hanan mengaku keliru memilih diksi dalam ceramah tersebut. Meski demikian ia mengaku tidak bermaksud menghina atau mencela Nabi Musa atau para Nabi.
"Jadi, istilah (preman) yang saya maksudnya itu lebih kepada fisik, bukan kepada moral (Nabi Musa)," kata Hanan.
Baca Juga: Calon Wakil Bupati Pamekasan dari Pasangan Kharisma Hadir dalam Video Dugaan Money Politic
Menurut Hanan Attaki, dia menyebut Nabi Musa sebagai preman dalam pengertian positif bukan negatif.
"Intinya, Preman yg saya maksud JAGOAN, JAWARA... dan mungkin kita tidak perlu menilai pesannya dari hanya 1 kata," tulis Hanan.
Hanan Attaki juga pernah heboh karena dalam video yang beredar luas menyebut ciri wanita Shaleha memiliki berat tidak lebih dari 55 kilogram.
Baca Juga: Didampingi Pj Bupati, UK Petra Serahkan Proyek Hibah Teknologi Biogas di Taneyan Lanjhang Pamekasan
Video tersebut menyebar di media sosial. Banyak kritik dan komentar pro-kontra.
Hanan kemudian mencontohkan Aisyah, istri Nabi Muhaammad SAW yang bertubuh ramping. Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu mengaku sudah meneliti teks-teks Hadits tentang Aisyah.
Baca Juga: Bawaslu Pamekasan Tetapkan Adanya Dugaan Money Politic Tim Paslon Kharisma
"Saya teliti teks-teks tentang Aisyah, ternyata Aisyah itu anaknya cewe gaul, pinter, traveller banget, kurus, tinggi, berat maksimalnya antara 55 sampai 60 kilogram," ujar Hannan dalam video yang diberi tagar #1minutebooster itu dikutip wartakota.
Ia kemudian melanjutkan, "55 lah, makanya saya selalu bilang di mana-mana, salah satu ciri perempuan sholehah, beratnya tidak boleh lebih dari 55 kilo, tau darimana ustad Aisyah beratnya 55 kilo?, baca lagi hadistnya, kata para sahabat yang membawa tandu Aisyah, Aisyah itu lebih ringan dari tandunya, dan tandu itu beratnya sekitar 55 kilo, jadi kalau ke rumah, ibu-ibu pas nimbang, hah 56, itu kurang sholehah, olahraga lagi, treadmil, zumba, apalah pokonya.”
Maltuful Anam mengatakan bahwa tindakan penolakan dengan cara demonstrasi yang dilakukan pihaknya ini sudah tepat.
Baca Juga: Toko Bangunan dan Rumah di Kabupaten Pamekasan Ludes Terbakar
"Kita hentikan pengajian Ustaz Hanan Attaki di dalam, namun saya sangat kecewa sekali karena tidak diberikan kesempatan konferensi pers oleh panitia dan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan," kata Maltuful Anam dikutip Tribunnews.
Ia juga mengaku kecewa terhadap panitia penyelenggara yang tidak menghormati penolakan dari PCNU Pamekasan yang menolak kedatangan Ustaz Hanan Attaki ke Pamekasan.
Ia mengingatkan, jika di kemudian hari terdapat acara serupa yang mendatangkan Ustaz Hanan Attaki, maka warga NU se-Pamekasan akan kembali berdemonstrasi untuk menyampaikan penolakan.
Baca Juga: Ekskavator di Pamekasan Terguling dan Tewaskan Satu Operator
"Ingat, ketika nanti ada penceramah yang datang ke Pamekasan seperti Hanan Attaki lagi, kita tidak akan memberikan ampun, siapa pun itu yang membekingi. Kita warga Nahdliyyin akan datang se-Pamekasan," katanya.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE, sebelumnya Ketua PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim sudah mengingatkan panitia untuk mempertimbangkan, bahkan memindahkan acara Hanan Attaki ke tempat lain.
"Agenda ini membuat masyarakat setempat tidak nyaman. Pasalnya, ustaz kelahiran Banda Aceh ini sempat ditolak di Jawa Timur, seperti: Gresik, Jember, Sumenep, dan di beberapa daerah lainnya," ujarnya, Sabtu (11/2/2023).
"Kami harap panitia bisa tahu diri dan tidak memaksakan kehadiran ustadz ini (Hanan Attaki). Melihat perkembangan di masyarakat, khususnya masyarakat Desa Laden, setelah saya menerima laporan dari tokoh di sana," imbuhnya.
Ia bahkan mengaku khawatir dengan dampak acara tersebut jika tetap digelar. Pihak berwajib pun diminta untuk segera bertindak.
Namun tampaknya panitia tak menggubris peringatan Ketua PCNU Pamekasan itu. Buktinya, kajian Hanan Attaki itu tetap digelar. (dim/sis/tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News