KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Hari Jadi ke-1.219 Kabupaten Kediri dimeriahkan sejumlah kegiatan, di antaranya seminar nasional lintas masa untuk mengupas tuntas sejarah Kabupaten Kediri. Seminar edisi pertama yang digelar Pemkab Kediri itu mengambil tempat di Auditorium Simpang Lima Gumul, Sabtu (11/3/2023) kemarin.
Seminar mendatangkan Kayato Hardani dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai narasumber.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Dalam paparannya, Kayato menyatakan masyarakat Kabupaten Kediri harus bangga dengan kekayaan sejarah yang luar biasa. Mulai dari klasik yang berlapis-lapis, hingga sejarah masa Islam.
Menurutnya, modal sejarah itu bisa menjadi pebelajaran. "Di mana data-data sejarah dan arkeologi harus diperlakukan ilmiah dengan metode yang tepat. Sehingga diharapkan tidak ada penyelewengan hingga salah interpretasi dalam menelaah sejarah," ujarnya.
Kayato menyebut, pelestarian sejara Kabupaten Kediri harus melibatkan peran pemuda. Ia mencontohkan Sungai Serinjing. Kata dia, pemuda dapat berperan dalam pelestarian sungai yang ditandai dengan Prasasti Harinjing, yang menjadi asal muasal kata Kediri disebut.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Sungai itu juga menjadi penunjuk jejak Bagawanta Bhari dalam merubah irigasi menjadi sistem pengairan, yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat sampai sekarang.
“Mereka (pemuda) adalah pewaris langsung Bagawanta Bhari, bagaimana mereka menjaga. Satu kegiatan diposting, dan itu nanti akan menularkan efek-efek (pelestarian),” terangnya.
Terkait proses pemulangan prasasti, menurut Kayato dikembalikan lagi kepada masyarakat. Seberapa urgensi prasasti yang berada di Desa Siman, Kecamatan Kepung itu untuk dipulangkan,” ucapnya
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Ia menyarankan Pemkab Kediri mendiskusikan wacana itu bersama dengan komunitas masyarakat. Mengingat, Prasasti Harinjing merupakan identitas Kabupaten Kediri. Meski demikian, ia mengingatkan pemulangan prasasti itu harus ada dasarnya. “Harus ada kajiannya,” pungkasnya.
Sementara Dwi Cahyono, narasumber lainnya, menyampaikan keberhasilan Kerajaan Kediri dalam membangun peradaban di nusantara selama hampir dua abad lebih.
Budayawan sekaligus akademisi itu menilai, dengan usia Kabupaten Kediri yang sudah 1.219 tahun, maka perjalanan proses peradaban di Bumi Panjalu ini telah waktunya untuk dipetik. Terlebih, di masa kepemimpinan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ini terus diberikan ruang bagi pelestarian kebudayaan.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
“Buah dari perjalanan panjang peradaban Kediri sudah saatnya dipetik, oleh karena itu kegiatan (seminar lintas masa) semacam ini adalah ikhtiar untuk menemukan buah dari proses perjalanan panjang itu,” tandasnya.
Buktinya, prasasti-prasasti peninggalan Kabupaten Kediri ditemukan di daerah aliran Sungai Brantas. Dia juga menyebutkan Brantas sebagai urat nadi, sebagai sungai besar sebagai transportasi air, pasokan kebutuhan air pertanian.
Di akhir seminar tersebut, peserta yang mayoritas berasal dari Kabupaten Kediri ini menandatangani petisi untuk memulangkan Prasasti Harinjing yang sekarang berada di Museum Nasional. (uji/rev)
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News