SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Proyek trem yang digadang-gadang bisa dikerjakan tahun ini gagal total. Pasalnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini baru melakukan feasibility study atau studi kelayakan. Sehingga, proyek angkutan massal yang diperkirakan menelan anggaran Rp 2,2 triliun itu baru bisa dikerjakan tahun depan.
Menteri Perhubungan Ignasius Johan seusai mengisi acara Airlangga Accounting International Conference (AAIC) kemarin mengatakan, saat ini pihaknya masih menuntaskan studi kelayakan terlebih dulu. Baru kemudian Kemenhub agar menggelar lelang proyek prestisius tersebut. “Saya kira untuk pekerjaan lelang, sangat kecil untuk dilakukan tahun ini, mungkin tahun depan," kata dia.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator trem dalam proyek angkutan massal ini telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Dalam MoU tersebut, Kemenhub dan Pemkot Surabaya sebagai pemegang dan penanggung jawab proyek. Sedangkan PT KAI sebagai operator trem.
Pengamat ekonomi dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Imron Rozuli mengatakan, infrastruktur jalan akan membawa dampak secara langsung pada pertumbuhan ekonomi dan sekaligus investasi.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Surabaya banyak didorong oleh sektor konsumsi. Nah, dengan adanya percepatan mobilitas orang dan barang ini juga akan meningkatkan konsumsi. Transaksi juga akan naik juga,” katanya.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Imron menambahkan, proyek yang didanai oleh pemerintah pusat ini juga akan mengakibatkan pemerataan ekonomi. Artinya, sentra pertumbuhan ekonomi yang selama ini hanya terkonsentrasi di pusat kota, nantinya akan menyebar ke pinggiran kota.
“Di seluruh kota-kota besar di dunia, di New Castle (Inggris) misalnya, semuanya mengandalkan tranportasi massal seperti kereta api. Selain mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, juga bisa membuat jalan menjadi lebih tahan lama. Ini karena pengguna kendaraan pribadi semakin jarang,” jelasnya. (lan/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News