MADIUN, BANGSAONLINE.com - Bertepatan hari kedua lebaran, Kirun atau yang akrab disapa Abah kirun menggelar open house, Minggu (23/4/2023) malam. Banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini, baik warga sekitar maupun para pekerja seni yang tergabung dalam Padski (Padepokan Seni Kirun).
Salah satu pekerja seni yang memanfaatkan momen ini adalah pemain ludruk yang sering disebut waria atau transpuan. Mereka datang dan bersepakat berkumpul dengan mengenakan kostum kebaya atau berdandan ala perempuan. Dan dari aksi mereka yang terlihat cantik banyak menyita padangan warga yang hadir dalam open house maupun warga yang melintas di depan rumah Abah Kirun.
Baca Juga: Pencurian di Pasar Sindon, BUMDes Sidomulyo Terkesan Acuh
Saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, ia enggan berkomentar banyak karena dalam kondisi kurang enak badan. Dan melalui managernya menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah sejak dari dulu diadakan. Namun karena adanya pandemi, maka kegiatan tahunan ini sementara dihentikan. Dan malam ini adalah open house yang pertama kali diadakan lagi usai pandemi.
Bagi transpuan sendiri kegiatan ini sangat membahagiakan. Karena bisa menjadi ajang berteman dan silaturahmi lebih lanjut. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Intan Laura sebagai Ketua Iwama (Ikatan Waria Madiun).
Baca Juga: Selama Uji Coba, Operasional KA BIAS Tuai Respons Positif Masyarakat di Daop 7
"Kegiatan di rumah Abah Kirun ini adalah Halal bihalal dan sekaligus mengumpulkan seniman-seniman se-karesidenan Madiun," terang Intan.
Dengan adanya wadah untuk para transpuan yang khususnya para pekerja seni ludruk ini membuatnya bersemangat untuk terus berkarya.
"Kita para transpuan sangat senang bisa diwadahi secara 100 persen oleh Abah. Dan kita di ludruk juga dibimbing serta dibantu secara materiil maupun kebutuhan lainnya," lanjutnya.
Baca Juga: Sibuk Kegiatan Kampus? Mahasiswi ini Ajak Jaga Pola Hidup Sehat dan Ungkap Manfaat Jadi Peserta JKN
Di akhir kata, ia juga berharap bahwa transpuan juga mempunyai hak, maka intan mengajak untuk saling bertoleransi dan menghargai pribadi masing-masing.
"Harapan saya sebagai waria atau transpuan semoga tidak disepelekan karena semua sama. Karena kita juga punya hak untuk berseni, berkarya maupun mencari nafkah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing." pungkasnya. (dro/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News