Sambut Ramadan, Warga di Bojonegoro Kirab Tumpeng dan Bedah Makam Misterius

Sambut Ramadan, Warga di Bojonegoro Kirab Tumpeng dan Bedah Makam Misterius BERBONDONG - BONDONG. Gunungan atau tumpeng yang terbuat dari buah-buahan dan sayuran dikirab keliling desa oleh warga dusun Panasan. (foto: eky nurhadi/BANGSAONLINE)

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Ada berbagai cara yang dilakukan warga muslim untuk menyambut datangnya Bulan Suci . Mulai dari menggelar selamatan, bazar, maupun kegiatan yang lain. Namun, warga Dusun Panasan, Desa Bumiayu, Kecamatan Baureno, Bojonegoro menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan tahun ini dengan kirab tumpeng dan membuka silsilah para sesepuh desa, Minggu siang (14/6/2015).

Di Dusun Panasan itu terdapat beberapa kuburan (makam) yang dikeramatkan dan selama ini sering diziarahi oleh warga luar desa. Namun demikian, warga sekitar tidak mengetahui asal muasal makam itu. Sehingga warga sekitar tertarik untuk membuka sejarah silsilah makam itu.

Menurut Kepala Dusun (Kasun) setempat, Ahmad Amirudin, kirab tumpeng keliling desa itu dilakukan rutin setiap menjelang datangnya Bulan Suci Ramadan. Namun, kirab tumpeng yang diikuti berbagai lapisan masyarakat itu baru dilaksanakan tiga kali ini.

"Sebetulnya acara ini selain menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan juga rutinan sedekah bumi setiap setahun kali. Tetapi sejak tiga tahun ini kita kemas dengan model kirab tumpeng," ujarnya.

Kirab tumpeng itu, kata dia, filosofinya merupakan simbolis perjalanan manusia. Dia mengibaratkan orang hidup seperti tumpeng yang berasal dari buah-buahan, sayuran dan makanan itu. Manusia hidup harus memiliki rasa gotong-royong kepada sama serta saling melengkapi antara satu dengan lainnya. "Begitupun tumpeng tadi yang terbuat dari berbagai jenis sayuran dan buah-buahan kemudian diarak keliling desa serta direbut bareng-bareng," jelasnya.

Amirudin menambahkan, selain melakukan kirab tumpeng, warga juga mendatangkan kiai yang membidangi ahli spiritual untuk mentaskhihkan (menjelaskan kebenerannya) beberapa makam di Dusun Panasan itu. Kiai yang didatangkan itu bernama Muhamad Nawawi dari Jenu, Kabupaten Tuban.

"Di dusun ini ada dua makam yang dikeramatkan oleh warga, disampingnya juga ada sumur besar. Tetapi selama ini warga sekitar masih penasaran makam tersebut makam siapa, kebetulan banyak orang luar daerah yang sering berziarah juga. Sehingga kami tertarik untuk memperjelas kebenarannya dengan mendatangkan kiai," ujarnya.

Sementara itu, kiai Muhamad Nawawi saat di hadapan ratusan warga setempat menjelaskan bahwa di Dusun Panasan itu ada lima orang yang sudah meninggal dunia pada 1.300 tahun lalu. Namun, sampai saat ini makam atau petilasan yang masih tertinggal hanya dua makam. Satu berada di tengah perkampungan, satu lagi berada di utara perkampungan atau di pinggir persawahan.

"Kelima orang itu pada jamannya menjadi awal pembuka sekaligus pejuang agama islam di Desa Bumi Ayu, khususnya di Dusun Panasan ini," ujar Mbah Wi sapaan akrabnya.

Kelima pejuang itu antara lain, Raden Tebu, Dewi Sri Ayu, Raden Syafi'i, Ali Murtadzo dan Raden Suronggo. Dari kelima pejuang itu yang sampai saat ini makamnya masih ada hanya Dewi Sri Ayu dan Raden Syafi'I. Kiai Nawawi berharap kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesucian makam dan selalu mendoakan para sesepuh di desanya.

"Warga yang tinggal disini sangat beruntung, karena mereka yang sudah meninggal dunia itu merupakan kekasih Allah. Mari kita selalu doakan para sesepuh itu," harapnya.

Acara kirab tumpeng dan bedah dua makam misterius di Dusun Panasan itu dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 15.00 WIB. Warga berbondong-bondong ke pusat acara yakni di lapangan yang tak jauh dari makam Dewi Sri Ayu atau biasa disebut Mbok Sri. Selain mendengarkan silsilah para pejuang di desanya, warga juga melakukan tahlil bersama. "Alhamdulillah sekarang sudah jelas ceritanya, dari dulu kita tidak tahu itu makam siapa," tutur salah satu warga setempat, Wahyuni. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO