BOGOR, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokoerto Jawa Timur, memuji Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto. Menurut dia, Yandri Susanto yang juga wakil ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu punya kepedulian kuat terhadap pendidikan.
“Pak Yandri Wakil Ketua MPR sangat peduli pendidikan,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja (Raker) Yayasan Bai Mahdi Sholeh Ma'mun Tahun 2023 - 2024 di Wisma DPR RI Puncak Bogor, Senin (12/6).
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Raker itu diikuti semua pimpinan dan pengurus yayasan serta para guru di lingkungan Yayasan Bai Mahdi Sholeh Ma'mun. Yandri sendiri sebagai pembina yayasan. Sedang istrinya, Hj Ratu Rachmatuzakiyah, ketua yayasan.
Kiai Asep yakin Yandri Susanto akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan. Karena, tegas Kiai Asep, Yandri memiliki kemampuan komunikasi yang baik, pandai bergaul. Apalagi juga didukung istrinya, Hj Ratu Rachmatuzakiyah yang kini Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Serang, Banten.
“Menurut teori, orang sukses itu karena jujur, disiplin, piawai bergaul dan harmonis dengan keluarga. Pak Yandri harmonis dengan Bu Yandri,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Guru Nadlatul Ulama (Pergunu).
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Pernyataan Kiai Asep itu langsung disambut tawa peserta Raker, termasuk Yandri Susanto dan istrinya.
Kiai Asep datang ke Bogor membawa rombongan, terutama para pimpinan Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto. Antara lain Dr Afif Zamroni (Direktur Pascasarjana IKHAC), Dr Fadly Usman (Wakil Rektor IKHAC), dan Dr Affan (Wakil Rektor IKHAC).
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Juga hadir Dr Aris Adi Leksono, Sekjen Pergunu dan Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE yang juga penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan dan Muhammad Santoso (anggota DPRD Mojokerto) dan yang lain.
Kiai Asep yang berasal dari Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu menyuport penuh Yayasan Bai Mahdi Sholeh Ma'mun untuk mengembangkan lembaga pendidikan Islam, terutama pondok pesantren.
Kiai Asep optimistis pesantren yang dirintis Yandri dan istrinya akan berkembang dengan baik. Asal dikelola secara baik dan profesional.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
“Punya 1.000 santri saja sudah sangat bagus,” kata Kiai Asep yang kini memiliki 16.000 santri.
Menurut Kiai Asep, siapapun yang memiliki 1.000 santri niscaya bisa mandiri secara ekonomi. Tak perlu minta-minta bantuan. Apalagi kepada pemerintah.
“Kalau 1.000 santri itu dikelola dengan baik, secara ekonomi akan menghasilkan Rp 1 miliar hinggga Rp 1,5 miliar,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
Tapi syaratnya, kata Kiai Asep istri Pak Yandri, ibu Ratu Rachmatuzakiyah, harus fokus sehingga bisa mengelola dengan baik dan profesional.
“Mohon maaf, penghasilan istri Rp 2 miliar dalam satu bulan,” tutur Kiai Asep yang membuat peserta Raker terperangah. “Kalau digabungkan dengan penghasilan saya, bisa sekitar Rp 6 miliar hingga Rp Rp 8 miliar,” tambah kiai miliarder tapi dermawan itu.
Kiai Asep siap membantu untuk pengembangan dan kemajuan Yayasan Bai Mahdi Sholeh Ma'mun. Ia bahkan mempersilakan para pengelola dan guru-gurunya studi banding ke Amanatul Ummah.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Mengutip data santri berprestasi yang dimuat HARIAN BANGSA, Kiai Asep mengungkapkan bahwa tahun ini sekitar 400 lebih santri Amanatul Ummah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri favorit di seluruh Indonesia.
“Ada yang di UI, UGM, Unair, ITB, UIN, IPB, Undip, dan perguruan tinggi yang lain,” kata Kiai Asep.
Santri Amanatul Ummah juga banyak diterima di perguruan tinggi luar negeri. Antara lain, di Rusia, Inggris, Amerika, Tunisia, Maroko, Mesir, China, Singapura, Malaysia, Yordania, dan negara lainnya.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
“Kalau di Al Azhar Mesir santri Amanatul Ummah tak perlu tes. Karena Amanatul Ummah punya mu’adalah,” kata Kiai Asep. Catatan bangsaonline.com, kini santri Amanatul Ummah yang kuliah di Universitas A Azhar Mesir sebanyak 400 orang lebih.
Menurut Kiai Asep, kunci pendidikan itu ada dua. “Sistemnya yang baik dan kompetetif dan gurunya yang baik,” katanya. “Guru yang baik, tak boleh berhenti menjelaskan sebelum muridnya mengerti. Murid tak boleh berhenti bertanya sebelum ia mengerti,” terang Kiai Asep.
Tapi ia mengingatkan. “Kalau murid sudah mengerti tak boleh bertanya terus,” katanya. Karena pertanyaa itu akan berdampak tidak baik bagi si murid, terutama karena dia dianggap mengetes gurunya.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Banyak pertanyaan dari peserta saat sesi dialog. Antara lain bagaimana cara merekrut guru yang baik. Bahkan ada yang bertanya tentang metode penghafalan al Quran agar santri tak sekedar hafal tapi juga baik bacaannya.
“Kalau di tempat kami (Amanatu Ummah), ya tartil dulu, baru tahfidz, baru taqrir,” jelas Kiai Asep yang tak segan-segan memberi hadiah uang dan umroh bagi santrinya yang hafal Al Quran.
Kiai Asep juga menjelaskan cara merekrut guru yang baik. “Pertama IPK-nya. Dulu IPK cukup 3, sekarang 3,5 lebih. Kemudian tes kompetensi. Lalu tes kepribadian,” kata Kiai Asep.
Saat merintis Pesantren Amanatul Ummah, Kiai Asep memboyong guru dari Surabaya ke Mojokerto yang jarak tempuhnya mencapai 1 jam hingga 1,5 jam. Guru-guru itu tiap hari diantar-jemput.
“Saya naikkan mobil Mercy. Mareka senang karena naik Mercy,” kata Kiai Asep yang disambut tawa peserta. Padahal, kata Kiai Asep, mobil Mercy tahun tua. Menurut dia, harga mobil Mercy tahun tua itu murah.
“Tapi mereka kan senang karena naik Mercy,” tambahnya sembari tertawa.
Yandri Susanto tampak sangat tertarik dengan prestasi yang dicapai Amanatul Ummah. Terutama untuk merespon perkembangan masyarakat dewasa ini. Apalagi, tegas Yandri, selama ini banyak orang mengaku Islam tapi tak bisa ngaji.
“Banyak juga yang mengaku Islam tapi akhlaknya tak ada,” kata Yandri.
Ia terus terang mengaku kagum terhadap Kiai Asep. Menurut dia, Kiai Asep bukan hanya sukses secara finansial, kaya raya, dan punya pesantren besar dan maju. Tapi juga dermawan.
Karena itu Yandri sering mempidatokan tentang Kiai Asep, pidato untuk masyarakat biasa maupun pidato kenegaraan. “Kalau kita punya 10 Kiai Asep saja, maka Indonesia akan selesai,” kata Yandri saat menyampaikan pidato pembukaan selamat datang.
Yandri sangat berharap murid di Yayasan Bai Mahdi Sholeh Ma'mun bisa mengikuti jejak Amanatul Ummah, terutama melanjutkan kuliah di Al Azhar Mesir.
“Ya, kalau tidak bisa menyamai Amanatul Ummah, paling tidak menjadi makmum,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News