Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden

Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden Dahlan Iskan

Jaksa khusus tersebut bernama Jack Smith. Smith sudah melakukan penyelidikan. Sudah membentuk dewan juri. Dewan itu juga sudah memutuskan: Trump terbukti melakukan 36 tindak pidana yang terkait dengan dokumen rahasia.

Trump tetap pada pendiriannya: tidak melakukan kesalahan. Sebagai presiden ia punya wewenang memutuskan mana dokumen yang rahasia dan mana yang tidak. Ketika ditanya mana surat keputusannya, Trump mengatakan keputusan itu ada di pikirannnya dan di tindakannya.

Maka proses pengadilan pada Trump akan dilakukan. Waktunya masih belum ditetapkan. Trump masih berusaha menawar: agar jadwal peradilannya disesuaikan dengan kegiatan kampanyenya sebagai calon presiden.

Trump juga lagi merancang strategi khusus: agar peradilan itu sekaligus sebagai arena kampanye yang efektif. Agar proses peradilan itu justru membuat ia lebih populer dan menang. Berarti peradilan Trump nanti akan sangat meriah.

Belum lagi soal rahasia negara diadili, Trump juga harus menghadapi pengusutan soal keterlibatannya di urusan hasil Pemilu 2020. Yakni ketika supporter-nya menyerbu dan menduduki gedung DPR/MPR. Ini kejahatan melawan konstitusi. Kalau Trump kelak dinyatakan bersalah ia tidak memenuhi syarat lagi maju sebagai calon presiden.

Masih ada beberapa perkara lagi yang dihadapi Trump. Tapi semuanya soal politik. Bisa saja Trump justru berkibar. Selama ini pun Trump selalu mendengungkan bahwa ia korban kriminalisasi politik.

Sebaliknya, jika jaksa khusus Weiss berhasil membuktikan si anak sulung bersalah, Biden lebih tercemar. Biar pun yang melakukan anaknya. Urusannya soal uang. Soal korupsi.

Maka kini dua calon utama presiden Amerika lagi menghadapi persoalan citra di mata publik.

Tanpa itu pun dua-duanya tidak terlalu menarik, termasuk bagi partai masing-masing. Sudah terlalu tua.

Dan bagi mayoritas orang Amerika ada persoalan yang lebih penting: keduanya sudah terlalu berseberangan dalam ideologi. Kanan dan kiri. Trump terlalu kanan. Biden terlalu kiri.

Maka mulailah muncul calon alternatif seperti Vivek Ramaswamy. Dari Partai Republik. Muda. Kaya. Alirannya: tengah kanan. Kanan tapi tengah.

Bisa jadi nama Vivek akan melejit. Terutama setelah rating Ron de Santis macet di bawah Trump.

Pendukung Demokrat sendiri bisa memilih Vivek. Terutama setelah Biden tercoreng oleh si anak sulung.

Itulah Amerika. Di samping penegakan hukumnya tidak pandang bulu masyarakatnya sangat dewasa. Tidak mau terlalu kanan. Juga tidak mau terlalu kiri. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO