Pedagang Pasar Besar Ngawi Keluhkan Kenaikan Harga Beras Meski Sudah Ada SPHP dari Bulog

Pedagang Pasar Besar Ngawi Keluhkan Kenaikan Harga Beras Meski Sudah Ada SPHP dari Bulog Pedagang Pasar Besar Ngawi.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Harga beras di Kabupaten Ngawi, pekan ini mengalami kenaikan. Pedagang sembako di Pasar Besar Ngawi, menyebut kenaikan tersebut imbas dari minimnya pasokan dari produsen.

Hal ini, dikeluhkan dengan merangkaknya harga beras. Selain itu, kenaikan beras tersebut juga dirasakan oleh ibu rumah tangga dan pelaku usaha makanan.

Baca Juga: Khofifah Tekankan Pentingnya Literasi Digital di Pasar Besar Ngawi

Seperti yang diungkapkan pedagang di Pasar Besar Ngawi, Rida (36), warga desa Selopuro. Ia mengatakan, sepekan ini harga beras mengalami kenaikan secara signifikan.

Rida menyebut, harga beras dengan kualitas premium saat ini tembus hingga Rp15.000 per kilogram. Bahkan, di tingkat pengecer, beras dijual dengan harga Rp16.000 per kilogram.

Sementara, untuk kualitas menengah, menjadi Rp12.500 per kilogram.

Baca Juga: Jaga Kestabilan Harga Pangan, Wakapolres Ngawi Blusukan ke Pasar-pasar

“Sekitar satu minggu terakhir, harga beras naik,” jelas Rida, pada Rabu (30/8/2023).

Sebelum mengalami kenaikan, Rida mengaku, biasa menjual di rentang harga Rp10.000-Rp11.000 per kilogram. Harga tersebut, menurutnya termasuk masih harga normal.

Para pedagang di pasar besar Ngawi beranggapan, kenaikan harga beras tersebut, disebabkan minimnya pasokan dari produsen.

Baca Juga: Buka Pasar Besar Ngawi, Presiden Jokowi Harap Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Hal itu, dipicu banyaknya petani yang mengalami gagal panen. Sehingga, para produsen beras pun membatasi jumlah distribusi ke pengecer, karena minimnya pasokan.

“Lumayan sulit. Pesan 2 sak, akhir-akhir ini cuma dikasih 1 sak dari produsen. Para produsen juga kesulitan mencari stok beras. Banyak yang gagal panen, padinya tidak ada isinya,” terangnya.

Adanya kenaikan harga beras, para pedagang mengaku konsumennya banyak yang mengurangi takaran pembelian. Namun, saat belum mengalami kenaikan, Rida bisa mengaku 25 kilogram, saat ini cuma 10 kilogram.

Baca Juga: Meski ​Harga Sembako Stabil, Pasar Besar Ngawi Terpantau Masih Sepi Pembeli

“Jelas turun. Lha wong harga beras mahal,” tegasnya.

Sebenarnya, para pembeli ada alternatif lain untuk mendapatkan beras dengan harga murah, yaitu dengan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog.

Harga dari beras SPHP dari bulog tersebut, hanya Rp9.700 per kilogram.

Namun saat di gelontorkan, beras tersebut selalu diserbu pembeli dan barangnya terbatas, sehingga banyak yang tidak mendapatkan.

“Sebenarnya ada beras murah yang dari Bulog saat operasi pasar. Tapi kasihan, antriannya panjang banget dan barangnya terbatas,” tuturnya.

Berkurangnya penjualan beras karena kenaikan harga tersebut, juga dirasakan oleh Nusiati, warga Desa Watualang, Ngawi.

Ia mengaku, memilih mengurangi pembelian, selama harga beras mengalami kenaikan seperti saat ini.

“Harga beras mahal. Jelas dikurangi pembeliannya,” ungkapnya.

Sebelum harga beras naik, Nusiati yang merupakan ibu rumah tangga mengaku, membeli beras dalam setiap minggunya sebesar 5 kilogram. Namun saat ini, dirinya membatasi pembelian hingga 3 kilogram.

“Sebelumnya seminggu sekali beli 5 kiloan. Sekarang ya beli sekilo dua kilo saja,” kata Nusiati.

Ia berharap, harga beras bisa kembali normal, mengingat beras merupakan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pokok.

“Kita berharap harga beras dapat normal kembali," pungkasnya.(nal/sis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO