Massa aksi yang tergabung dalam Pemerhati Demokrasi Jawa Timur saat demo di Gedung KPK.
Selain itu, persidangan yang hadirkan lebih dari 60 orang saksi itu, terkuak nama mantan ketua DPRD Bangkalan Mohammad Fahad, salah satu komisioner KI Bangkalan M. Sodiq dan mantan Kasipidsus Kejari Bangkalan Iqbal.
Fakta persidangan lanjut Muhlisi, Fahad menerima uang Rp1,5 miliar dari Roosli Soeharsjono yang dihasilkan dari 9 kadis. Kemudian uang itu, dikembalikan oleh Fahad pada KPK melalui rekening penampung.
Tidak berhenti di situ, aliran dana pada Iqbal Kasipidsus Kejari Bangkalan untuk menutup kasus korupsi kambing etawa, sebanyak Rp350 juta diberikan oleh M. Sodik atas perintah Fahad.
Pemberian uang itu, dilaporkan oleh Sodiq pada Ra Latif, kemudian ditambahkan uang itu 1 miliar olehnya untuk diberikan pada Iqbal, uang itu diberikan dalam bentuk dolar.
"Fakta itu menguatkan dugaan masyarakat bahwa KPK tebang pilih, status nama-nama yang terungkap dalam persidangan sangat jelas dan relevan jika turut diseret ke jeruji. Jika tidak maka betul adanya pesanan," kata Muhlisi.
Pihaknya mendesak KPK agar serius dalam menangani perkara korupsi yang terjadi di Bangkalan. Sebab, kasus tersebut menyangkut nama baik dan masa depan individu dari terdakwa.
"Yang terlibat dan pelaku utamanya harus diadili, jangan hanya mengadili satu pihak tertentu. KPK harus konsisten, jangan memperkeruh pandangan masyarakat terhadap penegakkan hukum," pungkasnya. (fat/uzi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
