
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - AH (67) warga Ngagel Jaya Selatan, Surabaya, dilaporkan ke polisi oleh keponakannya sendiri, Budi Darmawan.
Laporan tersebut berawal dari pertikaian antara paman dan keponakannnya terkait jual beli tanah seluas 300 m2 di daerah Puri Galaxy, Surabaya, pada 2007 silam.
Baca Juga: Curanmor di Surabaya, Motor Mahasiswi Raib Digondol Maling
Tanah tersebut, dibeli secara patungan antara Budi Darmawan dengan AH.
Namun pada Juli 2021, AH mengalami kesulitan ekonomi dan bermaksud menjual tanah tersebut kepada Budi Darmawan.
Tentunya, AH meminta hasil Jual Beli tanah tersebut sebesar 50% dari harga jual tanah yang senilai beberapa miliar.
Baca Juga: Polsek Sawahan Dinilai Lamban, Baru Tangkap Pelaku Pemukulan Warga Banyu Urip Usai Korban Meninggal
“Paman saya minta harga jual tanah tersebut dan saya harus membayarnya Rp2 milyar, dengan maksud mengembalikan modal awal atau patungan dari pembelian tanah tersebut,” ujar Budi Darmawan, Kamis (9/11/2023).
Ternyata permintaan AH ditentang oleh istri dan ibu Budi Darmawan, dengan alasan harga yang ditawarkan terlalu mahal. Kendati demikian, Budi mengabaikan penolakan tersebut, dan membeli sebagian hak tanah yang dimiliki oleh AH, karena masih ada hubungan saudara.
Namun, setelah proses pembelian terjadi, dan AH mendapatkan uang hasil jual beli itu, namun pamannya tidak melakukan penandatanganan pelepasan tanah tersebut, hal itu membuat Budi ingin membatalkan perjanjian jual beli tersebut.
Baca Juga: Gagal Gasak Motor, Pelaku Curanmor di Surabaya Dihajar Massa
“Selain itu, paman tidak ingin pembatalan tersebut karena dianggap ‘mengemis’ kepada keponakan. Dari situlah teror kepada saya dan keluarga berupa perkataan atau perbuatan fisik terus menerus dilakukan,” tambah Budi Dharmawan.
Budi menjelaskan, teror yang dilakukan oleh AH itu, berawal pihaknya mendokumentasikan pembayaran tanah yang diterima oleh AH. Namun AH, merasa tersinggung karena merasa dihina dan tidak percaya atas pembayaran tersebut.
AH meneror Budi melalui media sosial, bahkan dalam pesan whatsapp yang dilakukan oleh AH, mengaitkan dengan agama.
Baca Juga: Modus Beli Minuman, Pria di Petemon Dihajar Massa Usai Curi Dompet Pedagang Kerupuk
“Saya diteror tentang agama saya, yaitu saya keturunan Cina tapi masuk Islam, selain itu tentang istri saya yang ada keturunan campuran Manado serta banyak lagi,” ucap Budi Dharmawan.
Dengan adanya teror tersebut, Budi melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sawahan.
“Laporan timbul pengaduan masyarakat, nah disitu pihak Polsek Sawahan memediasi kami (keponakan dan paman) agar berdamai. Perdamaian terjadi pada tahun 2021 dimana paman tidak akan mengulangi penghinaan terhadap keluarga saya,” tegasnya.
Baca Juga: Hendak Cari Makan, Warga Banyu Urip Kidul Dikeroyok dan Dibegal di Warkop Putat Jaya
Namun, pernyataan AH tidak akan melakukan penghinaan kepada Budi Darmawan, ternyata masih dilakukan.
“Pada bulan bulan terakhir dan hampir tiap hari saya kembali diteror oleh AH, dan kasus tahun 2021 yang telah disepakati telah dilanggar olehnya, sehingga saya akan kembali melaporkan ke Polisi,” tambahnya. (rus/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News