CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok

CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok Dari kiri: Mr Wong, Abdullah Aminuddin Aziz, M Mas'ud Adnan, Mohammad Ghofirin, Muhammad Fudholi Noer, dan Muhammad Abid Umar Faruq. Foto: BANGSAONLINE

Saya jawab tidak. Karena saya memang tidak merokok. Tapi Muhammad Fudloli Noer spontan membisiki saya. Ia membuat “pengakuan dosa”.

"Saya yang bawa rokok. Saya bawa dua box rokok," katanya lirih sembari menyebut merk rokoknya. Ia tampak tersenyum kecut. Ia memang perokok berat.

Ia “membuat pengakuan dosa” itu karena label bagasi numpuk di tiket saya.

Ternyata bukan hanya saya yang berurusan dengan imigrasi. Seorang perempuan Indonesia juga diinterograsi. Ia bahkan langsung dimasukkan ke ruang karantina. Saya berada di belakang dia.

Tapi Mr. Wong kemudian berbicara dengan petugas imigrasi yang berjaga di pintu karantina itu. Petugas itu menghubungi seseorang lewat alat komunikasi semacam walkie talkie atau semacam hand phone. Mungkin atasannya.

Tak lama kemudian petugas itu memberi isyarat bahwa saya tak jadi diperiksa. Ia mempersilakan saya dan rombongan jalan terus. Berarti bukan masalah rokok dan sebagainya. Buktinya bagasi kami tak diperiksa.

Saya tanya kepada Mr. Wong, kenapa saya sempat mau diperiksa. “Saya juga gak tahu,” jawab dia singkat.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju pintu keluar bandara. Tapi saat melalui pemeriksaan paspor ternyata giliran Muhammad Ghofirin “tersandra”. Ia sempat diminta mundur dari antrean karena petugas imigrasi memeriksa paspornya cukup lama.

Namun kemudian ia diperbolehkan masuk. Lagi-lagi saya tanya pada Mr Wong. Kenapa kok Gus Ghofirin sempat lama pemeriksaan paspornya.

“Mungkin karena ada kesamaan nama dengan orang yang punya masalah dengan sini (-Red). Tapi kalau Pak Mas’ud aman,” jelas Mr. Wong.

Pemeriksaan di bandara memang sangat ketat. Beda dengan negara-negara lain. Pengalaman saya ke berbagai negara belum pernah mengalami pemeriksaan seketat di . Saking ketatnya alat deteksi yang bentuknya seperti “pentungan” itu digesek-gesekkan ke semua tubuh, termasuk dekat pantat dan alat vital. Belum lagi di kaki, semua sisi dimasuki alat detektor.

Meski demikian di Bandara internasional Fuzhou ini sepatu tetap bisa dipakai. Di beberapa negara Afrika semua penumpang pesawat harus melepas sepatu dan dimasukkan ke Xray.

Lepas dari pemeriksaan imigrasi Bandara Fuzhou para gus itu langsung menuju hotel. Istirahat. Baru besok paginya mereka beraktivitas. Apa saja? Ikuti tulisan bersambung M. Mas’ud Adnan, wartawan .com dari Tiongkok yang mengikuti rombongan para gus itu. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO