MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Puluhan warga Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Mojokerto yang kesal karena tak kunjung diberi bingkisan lebaran menggelar unjuk rasa di depan PT Ajinomoto Indonesia (AI), Jumat (10/7).
Warga yang selama ini terdampak bau busuk amoniak dari pabrik penyedap rasa ini menuntut agar bingkisan lebaran segera dibagikan. Aksi unjuk rasa puluhan warga ini awalnya berlangsung damai di depan PT Ajinomoto sejak pukul 10.00 WIB. Namun, kericuhan mulai terjadi saat perundingan di Balai Desa Mlirip antara perwakilan perusahaan dan warga tak mencapai kesepakatan. Terjadi adu mulut antara warga dengan perwakilan PT Ajinomoto, Kades dan BPD Mlirip.
Baca Juga: Warga Kedungringin Pasuruan Wadul ke Kades Imbas Pabrik Sorini Kumat Bikin Polusi
Warga yang kesal tak kunjung ada kejelasan terkait permintaan bingkisan lebaran menggebrak meja di ruang mediasi. Beruntung polisi yang berjaga di lokasi bisa meredam emosi warga. "Tuntutan kami warga sekitar Ajinomoto karena selama ini terimbas bau amoniak, masyarakat meminta diberi bingkisan yang sesuai untuk lebaran nanti," kata Subekti, warga Dusun Kalijaring, Desa Mlirip yang turut berunjuk rasa.
Sementara pendemo lainnya, Joko Suprayitno menuturkan, tahun-tahun sebelumnya, PT Ajinomoto rutin memberikan bingkisan lebaran kepada warga Desa Mlirip. Hanya saja tahun lalu bingkisan lebaran yang dibagikan pabrik mengecewakan warga. Hal itu membuat warga tersinggung dan beramai-ramai mengembalikan bingkisan tersebut ke pihak pabrik.
Pasca kejadian tahun lalu, bukannya memberi bingkisan lebaran yang lebih layak, kali ini pabrik penyedap rasa itu justru tak memberi bingkisan apapun kepada warga sekitar yang setiap hari merasakan busuknya bau amoniak. PT Ajinomoto hanya memberi bantuan Rp 80 juta ke Desa Mlirip. Dana tersebut untuk pembangunan fasilitas umum di 7 dusun di Desa Mlirip.
Baca Juga: Cek Pabrik Pupuk Organik Terkait Dugaan Pencemaran Udara, DLH Kediri Segera Turunkan Tim
"Tradisi yang tiap tahun ada bingkisan lebaran, cuma tahun ini dialihkan untuk pembangunan dusun. Masyarakat kecil lebih baik ke perutnya dulu. Kalau perutnya kurang maka tidak mungkin bisa membangun," ungkap Joko dengan nada kesal.
Untuk itu, lanjut Joko, warga meminta agar dana pembangunan fasum yang sudah diserahkan Rabu (8/7) ke Kepala Desa Mlirip dibagikan ke tiap keluarga sebagai ganti bingkisan lebaran. "Harapan kami uang itu dibagi ke masyarakat," tegas warga Dusun Kalijaring ini.
Pihak PT Ajinomoto Indonesia yang datang dalam mediasi di balai Desa Mlirip menolak berkomentar atas tuntutan warga. Mereka memilih bungkam dan pergi meninggalkan lokasi pertemuan.
Baca Juga: SIG Support Penuh 269 Program Pemberdayaan Masyarakat di Tuban
Sementara Kepala Desa Mlirip Slamet menjelaskan, alasan PT Ajinomoto tak memberi bingkisan lebaran kepada warganya masih terkait dengan insiden tahun lalu. Manajemen pabrik kesal lantaran warga yang sudah diberi bingkisan justru mengembalikan ke pabrik dengan cara yang tidak baik.
Saat itu puluhan warga melempar bingkisan ke halaman PT Ajinomoto. Namun demikian, pihaknya berjanji akan menuruti kemauan warganya. Dana pembangunan fasul Rp 80 juta dari PT Ajinomoto akan dibagikan kepada setiap keluarga sebagai ganti bingkisan lebaran. "Nanti akan kami pasrahkan ke warga, apapun keputusan warga kita ikuti saja. Karena kami harus melindungi warga kami," pungkasnya. (gun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News