TUBAN, BANGSAONLINE.com - Aksi dan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda di Desa/Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, sungguh luar biasa. Mereka mampu mengubah sampah menjadi nilai ekonomis hingga mengahasilkan uang jutaan rupiah.
Pengelolaan sampah tersebut dikomandoi oleh Ahmad Abdul Hamid bersama 14 anggota lainnya. Mereka membuat sebuah wadah yang dinamai Omah Sampah Plumpang. Ya, kini rumah tersebut telah menjadi andalan dan sumber mata pencaharian bagi warga sekitar.
Baca Juga: Gegara Pohon Pisang Rusak, Kakek di Tuban Nekat Bacok Tetangganya
"Alhamdulillah, saat ini Omah Sampah Plumpang juga menjadi percontohan TPS (tempat pembuangan sementara) se-Kabupaten Tuban," kata Abdul Hamid kepada wartawan, Senin (19/2/2024).
Kata dia, tempat itu mampu mengelola sampah organik dan non-organik menjadi sesuatu yang bernilai rupiah. Tentu keberhasilan tersebut patut mendapatkan apresiasi luar biasa.
Apalagi berdirinya Omah Sampah Plumpang ini berawal sari rasa kepedulian terhadap sampah yang menumpuk di tepi-tepi jalan, sawah, dan lahan kosong.
Baca Juga: DLH Tuban Siap Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
"Banyaknya sampah tersebut membuat kami harus mencari ide agar dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai. Sehingga, selain dapat menciptakan lingkungan yang bersih, juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan di wilayahnya," beber Hamid.
Hamid menerangkan, semua sampah yang diambil dari masyarakat diubah menjadi pupuk organik dan Maggot BSF. Sampah organik seperti sisa makanan atau dedaunan awalnya didiamkan selama 2 minggu agar berfermentasi menjadi pupuk cair.
Pupuk cair itu selanjutnya bisa digunakan untuk pakan maggot.
Baca Juga: Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
Hasilnya dalam satu bulan, Omah Sampah Plumpang bisa menghasilkan 7 kuintal maggot dan 1 ton pupuk organik dari pengolahan sampa.
Sementara sampah non-organik, dipilah dan disesuaikan dengan tipenya untuk dijual ke pengepul rongsokan.
"Alhamdulillah hingga saat ini sejak berdiri 2020, sudah memiliki belasan karyawan dengan omset per bulan rata-rata Rp13 juta," katanya.
Baca Juga: Sekolah Sampah FPRB Kediri Sosialisasikan Pengelolaan Sampah Organik di SMPN 1 Wates
Untuk itu, Hamid mengajak kepada semua pemuda tidak mengabaikan sampah-sampah yang menumpuk. Ia juga mengimbau masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat, sehingga kebersihan lingkungan di sekitar tetap terjaga.
"Ya seharusnya sampah harus dikelola dengan baik, terlebih dimanfaatkan menjadi nilai ekonomis," pungkasnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News