Orang Pintar Tak Lagi Jadi Idola, Akibat Gaji Dosen Kecil? Guru Ngaji Aja Rp 30 Juta di Brunei

Orang Pintar Tak Lagi Jadi Idola, Akibat Gaji Dosen Kecil? Guru Ngaji Aja Rp 30 Juta di Brunei Suasana gayeng saat rekaman Podcast BANGSAONLINE di kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE Jalan Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Foto: PODCAST BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ini memang ironis. Tampaknya bakal terjadi pergeseran idola di kalangan anak muda. Orang pintar atau ilmuwan yang seharusnya dimuliakan bisa saja kelak tak dihormati, apalagi jadi idola.

Belum lagi situasi politik yang cenderung by pass. Yang membuat anak muda kehilangan orientasi, bahkan malas belajar atau jadi orang pintar.

Diakui atau tidak, ini tak lepas dari dunia pendidikan kita. Yang masih penuh ironi. 

Hingga sekarang pemerintah belum menunjukkan kepedulian serius terhadap dunia pendidikan. Kebijakan pemerintah masih tambal sulam.

Lihat saja kesejahteraan dosen. Terutama muda. Cuma Rp 2.460.600. Untuk gaji pertama 80%. Dia dapat Rp 2.048.480.

Slip gaji itu diungkap seorang “dosen asisten ahli”. Lalu dosen lain juga meng-upload slip gajinya. Termasuk tunjangan dan lainnya. Ternyata take home pay-nya mentok pada angka Rp 3.504.000.

“Untuk memiliki sepeda motor saja harus kredit di bank,” kata Dr Hermanto Ja’far, dosen senior Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam di channel youtube.

berjudul Membandingkan Gaji Dosen Indonesia dengan Dosen Luar Negeri itu sudah ditonton ribuan pemirsa.

“Jadi dosen itu harus cerdas. Dosen-dosen di UIN utang ke bank,” kata Herman sembari tertawa.

Tapi, menurut Dr Fadly Usman, dosen Universitas Brawijaya Malang, dosen itu adalah profesi pilihan mulia.

“Yang belum tentu orang lain bisa melakukan,” kata Wakil Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu yang juga jadi nara sumber dalam tersebut.

Itulah keistimewaannya yang memang harus dijalani dengan penuh ikhlas.

Herman membenarkan. Menurut dia, dosen punya peran profetik dan tugas mulia.

“Tapi tidak dimuliakan,” timpal Masud Adnan yang lalu jadi ger-geran.

Gaji dosen di Indonesia memang sangat memprihatinkan. Apalagi jika dibandingkan dengan luar negeri. Gak usah jauh-jauh. Lihat saja di Brunei Darussalam. Yang masih satu rumpun dengan kita, Kalimatan.

“Saya dan Pak Fadly pernah diajak ke Brunei oleh Kiai Asep. Saya bertemu teman alumni Pesantren Tebuireng. Ia mangajar ngaji private. Ternyata penghasilannya dalam satu bulan Rp 20 juta hingga Rp 30 juta,” kata M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, yang memandu .

Bahkan, tutur alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu, terendah di Brunei Darussalam Rp 50 juta tiap bulan.

“Anak-anak sekolah di sana juga gratis. Bahkan dapat uang saku. Yang lebih hebat lagi, putra-putri dosen mau sekolah di mana saja dibiayai pemerintah,” tutur Mas’ud Adnan.

Tapi benarkah ke depan orang berilmu dan orang pintar tak lagi jadi idola? Simak di channet youtube yang insyallah banyak memberikan inspirasi dan barokah ini. 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO