Masjid Agung An-Nur Pare, Kemegahan Arsitektur Kerajaan Kediri yang Terima Penghargaan Internasional

Masjid Agung An-Nur Pare, Kemegahan Arsitektur Kerajaan Kediri yang Terima Penghargaan Internasional Masjid Agung An-Nur Pare, Kabupaten Kediri. Foto: Muji Harjita/BANGSAONLINE.com

Agar terkesan ekspresif, atap tajug dirancang berbentuk piramid pada bagian atasnya, dengan kemiringan sudut yang dipertajam sedemikian rupa, sehingga memperoleh kesan atap yang menjulang ke langit. Konon, bagunan beratap tajuga dan joglo telah dikenal sejak masa Kerajaan Kahuripan dan Doho.

Dalam arsitektur tradisional Jawa, biasanya atap tajug atau Joglo ditunjang 4 soko guru.Pada ini, setiap soko guru itu digandakan menjadi empat soko guru. Keempat soko guru ini disatukan oleh balok pengikat yang saling bersilangan di tengah dengan arah miring ke atas dan bersatu di titik puncak persilangan. Pada titik inilah, balok pendukung space frame yang digunakan untuk konstruksi atap itu bertumpu.

Struktur space frame dipilih untuk kerangka atap bertujuan untuk memberi kesan ringan yang diekspresikan oleh rerangka space frame tersebut, yang sengaja tidak ditutup dengan plafon, sehingga kontras dengan kesan kokohnya susunan balok dan soko-soko guru pendukungnya.

Rancangan sendiri, digarap oleh John Portman, arsitek asal Amerika Serikat. Salah satu elemen rumah yang paling menonjol adalah kolom-kolomnya. Kolom yang 'dibengkokkan' (exploded column), yang didalamnya dikosongkan dan difungsikan khususnya untuk sirkulasi antar ruang dan tangga yang menghubungkan lantai bawah dan lantai atas.

Kolom yang dibengkokkan inilah yang digunakan perancang untuk kolom-kolom masjid bagian luar, dengan tujuan untuk memberi proporsi yang sesuai dengan jarak kolom yang membentengi tiga traffee bagian luar.

Selain itu, juga memberikan tampilan yang kontras antara kolom lingkar yang kokoh dengan bidang dinding kaca lebar yang transparan di lantai satu. Bidang dinding kaca ini diperlukan untuk memberi kesan bebas pada para jamaah dari dalam masjid yang ingin melihat ke taman di luarnya.

Konsep arsitektur inilah yang mengantar mendapat penghargaan Juara Pertama Sayembara Internasional untuk kategori Perancangan Arsitektural Masjid, termasuk pemanfaatan teknologi modern dalam arsitektur masjid.

Penghargaan ini diberikan oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dalam rangka memperingati 100 tahun berdirinya Kerajaan Saudi Arabia, akhir Januari 1999 lalu. (uji/rif).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO