KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito menekankan perlunya kerja sama berbagai pihak dalam upaya penanganan stunting, angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi (AKB).
Ia menegaskan ketiga hal itu menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab Kediri) yang penanganannya memerlukan kerja sama. Tidak hanya pemerintah daerah, namun juga masyarakat dan organisasi lain.
Baca Juga: Satgas TMMD 122 Gandeng Pemkab Kediri Gelar Workshop Olahan Makanan Sehat
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Kediri mencapai 16,8 persen. Adapun hasil intervensi yang dilakukan serentak di Juni 2024, angka stunting turun di angka 7,49 persen.
"Ini semua berkat kolaborasi bersama tim percepatan (penanganan) stunting di Kabupaten Kediri," kata Eriani Annisa saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Sleman, Rabu (11/9/2024).
Penurunan serupa terjadi pada AKI dan AKB. Pada 2021, AKI tercatat sebanyak 29 kasus, namaun pada 2022 turun menjadi 11 kasus dan 10 kasus di 2023.
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Buka Workshop Bina Keluarga Remaja
Sementara AKB pada 2021 ada 150 kasus, turun menjadi 122 kasus di 2022 dan 83 kasus di 2023.
Menurut Eriani, penurunan masih bisa dimaksimalkan. Karena itu, pihaknya mengajak semua tim tidak berpuas diri dengan capaian yang ada.
Untuk memaksimalkan percepatan penanganan stunting, AKI dan AKB, Eriani bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri melakukan kegiatan kaji tiru ke Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Ini Pesan Pjs Bupati Kediri kepada Wisudawan Stikes Ganesha Husada
"Kami ingin berdiskusi menggali pengalaman serta praktik, baik yang telah diterapkan di Kabupaten Sleman dalam penurunan stunting, AKI, dan AKB," ungkap perempuan yang karib disapa Cicha tersebut.
Kabupaten Sleman ini menjadi tujuan kegiatan kaji tiru karena dinilai berhasil dalam menangani stunting, AKI, dan AKB. Sebagai contoh, stunting berdasarkan SKI 2023 pada angka 12,4 persen, dan berdasarkan pantauan melalui posyandu pada angka 4,51 persen.
Sebagai rangkaian kegiatan kaji tiru di Bumi Sembada itu, Eriani bersama Tim Penggerak PKK juga diajak mengunjungi Kalurahan Sidoluhur. Desa ini pada 2023 berhasil mendapatkan penghargaan dari asosiasi Dinas Kesehatan sebagai desa penanganan stunting terbaik se-Indonesia.
Baca Juga: 2.155 Keluarga Rawan Stunting Terima Bantuan, Pemkot Kediri Lakukan Monitoring
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Ahmad Khotib menyebut, ada hal-hal yang dapat dicontoh dari yang telah diaplikasikan di Kalurahan Sidoluhur, yakni keaktifan pemerintah desa yang bisa mengajak masyarakat, termasuk kalangan lain seperti pengusaha.
Di sisi lain, sikap kepedulian warga terhadap lingkungan masyarakat diakui dapat terbangun dengan baik dan perlu untuk ditiru. Sehingga program penanganan stunting, AKB, dan AKI berjalan maksimal.
"Di sini diperlukan jiwa keiklasan, penanganan (stunting, AKI dan AKB) bukan hanya mengandalkan dari daerah, tapi dari masyarakat untuk masyarakat yang peduli terhadap lingkungan," tandas Khotib. (uji/rev)
Baca Juga: Lagi, Pemkab Kediri Kukuhkan Ratusan Kampung Keluarga Berkualitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News