Dansatgas TMMD Kediri Ingin Wayang Mbah Gandrung Dikenal Masyarakat Luas

Dansatgas TMMD Kediri Ingin Wayang Mbah Gandrung Dikenal Masyarakat Luas Pagelaran wayang Mbah Gandrung khusus untuk mendoakan pelaksanaan TMMD ke-122 di Desa Pagung agar berjalan aman dan lancar. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dandim 0809/Kediri, Letkol Inf Aris Setiawan, selaku Dansatgas ke-122 ingin wayang Mbah Gandrung yang dimainkan seorang dalang bernama Mbah Gani berjudul 'Minak Jinggo' diketahui seluruh masyarakat luas.  

Tak mudah bagi masyarakat menyaksikan gelaran tersebut, mereka hanya pentas setiap Suroan, atau jika ada orang yang nanggap karena sedang ada nazar yang harus dipenuhi. Dansatgas 122 sempat menyaksikan pergelaran wayang Mbah Gandrung, dan tampak menikmatinya.

Baca Juga: Kasad Launching Pipanisasi TNI AD Manunggal Air di Pulau Bawean

"Di 122 ini, kita juga ingin melestarikan budaya kearifan lokal yang ada di Desa Pagung, agar lebih dikenal masyarakat luas, salah satunya wayang Mbah Gandrung ini," ujarnya, Minggu (20/10/2024).

Berdasarkan infomasi dari masyarakat, ia mengatakan bahwa tempat/rumah yang digunakan untuk menyimpan wayang Mbah Gandrung konon pernah menjadi tempat bersejarah bagi TNI, yaitu sebagai singgah Panglima Besar Jendral Sudirman saat melakukan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.

Berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyang, Siswoyo sebagai penanggung jawab menyebut wayang Mbah Gandrung berasal dari gunung, dari sebuah kayu hanyut di sungai yang ditemukan leluhur dulu. Dikatakan, wayang Mbah Gandrung bukan untuk hiburan tetapi, khusus mengobati orang sakit atau meminta pertolongan.

Baca Juga: Kasad Tutup TMMD ke-122 di Kediri, Berhasil Bangun Jalan Tembus Antar-Desa

Menurut dia, umur wayang Mbah Gandrung sudah 9 turunan, sakralnya wayang Mbah Gandrung ini, jika diundang ke tempat lain tidak mau dinaikkan transporasi jenis apapun, harus jalan kaki dan tidak bisa menggunakan pengeras suara.

"Pernah suatu ketika diundang ke tempat lain dinaikan kendaraan tapi kendaraannya gak mau menyala," ungkapnya.

Ditambahkan Siswoyo, bahwa wayang ini terbuat dari kayu, wayang ini bukan leluhurnya yang membuat tetapi saat ditemukan sudah berupa wayang didalam sebuah kayu.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Apresiasi dan Ikuti Upacara Penutupan TMMD ke-122

Awal ditemukan, lanjutnya, dua wayang itu berupa Mbah Gandrung kakung dan Mbah Gandrung putri, namun tiga wayang lainya ditemukan sudah berada dalam kotak jadi satu dengan Mbah Gandrung yaitu Mbah Sedanapapa, Mbah Jaka Luwar, dan Mbah Semar.

"Pagelaran wayang Mbah Gandrung yang digelar kali ini untuk mendoakan pelaksanaan 122 Kodim 0809/Kediri yang dilaksanakan di Desa Pagung ini berjalan lancar sesuai harapan" harapnya.

Seperti diketahui, Wayang Gandrung adalah wayang cinta. Diyakini sebagai wayang asli Kediri. Wayang Gandrung bagi orang Kediri dan sekitarnya dianggap wayang mistis. Karena selalu dijamas dan hanya ditampilkan di bulan Suro atau kepentingan lain. Misalnya bagi mereka yang punya ujar (nazar).

Baca Juga: Jelang Penutupan TMMD 122, Anggota TNI dan Warga Lakukan Kerja Bakti

Wayang Gandrung sangat unik. Saking uniknya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia di era SBY, Jero Wacik, pernah memberikan penghargaan khusus kepada Mbah Kandar (almarhum) sang dalang, sebagai maestro seni tradisional.

Beberapa keunikan yang berhasil ditelusuri berdasarkan penuturan ahli warisnya, antara lain, wayang ini terlahir dari bongkahan kayu jati yang hanyut dan terdampar di sungai pada saat terjadi banjir di daerah Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sekitar abad 17. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO