Metamorfosis Politik Fadli Zon, Dulu Selalu Serang Jokowi, Kini Selalu Bela Jokowi

Metamorfosis Politik Fadli Zon, Dulu Selalu Serang Jokowi, Kini Selalu Bela Jokowi Fadli Zon. Foto{ dok. DPR RI

JAKARTA, BANGSAONLLINE.com – Diktum politik, tak ada teman dan musuh abadi, yang hanyalah kepentingan abadi, sangat pas disematkan kepada politisi Gerindra, Fadli Zon. Orang dekat Prabowo Subianto itu dulu selalu menyerang Jokowi Widodo, yang kini mantan presiden. Sedemikian seringnya menyerang Jokowi sampai ada media memberi judul: Fadli Zon Berpolitik Tugasnya Hanya untuk “Serang” Jokowi? (Kumparan, 21 Desember 2018).

Ada juga media yang memberi judul: Fadli Zon Tak Pernah Bosan Serang Jokowi (Investing.com Indonesia, 13 November 2021) dan banyak lagi media lain yang intinya mengangkat berita bahwa Fadli Zon selalu menyerang Jokowi.

Dan yang menarik, serangan Fadli Zon terhadap Jokowi bukan sembarang serangan. Rata-rata serangan Fadli Zon sangat keras. Salah satu contoh, Fadli Zon menganggap Jokowi banyak gimik dan pencitraan.

"Terjadi gimik-gimik pencitraan, menurut saya menghina intelektualitas kita," ucap Fadli Zon dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

Fadli Zon sempat diberi bintang tanda jasa oleh Jokowi. Tapi Fadli Zon tetap mengeritik Jokowi.

Yang juga menarik, Fahri Hamzah, mantan politisi PKS yang kemudian bergabung dengan Partai Golora, membela Fadli Zon dari serangan netizen. Itu terjadi saat netizen mengeritik Fadli Zon tak tahu terima kasih. Saat itu Jokowi mengangkat Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Tapi Fadli Zon yang merupakan “anah buah” Prabowo di Gerindra tetap mengeritik keras Jokowi.

Kolase lukisan Yos Suprapto. Foto: Radar Lebong

Netizen pun menyebut Fadli Zon tak tahu terimakasih. Padahal bosnya Fadli Zon, Prabowo, sudah diberi jabatan oleh Jokowi tapi Fadli Zon masih keras mengeritik Jokowi.

Saat itulah Fahri Hamzah membela Fadli Zon. Menurut Fahri saat itu, sebagai anggota DPR RI bos Fadli Zon bukan Prabowo tapi rakyat.

“Rasanya anda yang agak keliru memahami fungsi legislatif. Jadi bosnya Fadli bukan Prabowo tetapi rakyat Indonesia yang memilihnya,” kata Fahri Hamzah kepada netizen yang mengeritik Fadli Zon.

Saat itu Fadli Zon memang terus mengeritik Jokowi. Fadli Zon baru berhenti mengeritik Jokowi setelah ditegur Prabowo Subianto.

Kini sikap Fadli Zon dan Fahri Hamzah justru terbalik 180 derajat. Dua politisi itu justru membela Jokowi. Lihat saja dalam kasus pembreidelan pemeran lukisan seniman Yos Suprapto yang menghebohkan itu. Beberapa lukisan yang mengeritik Jokowi dilarang dipamerkan.

Dalam salah satu lukisannya Yos menggambarkan Jokowi sebagai raja Jawa yang bengis. Jokowi duduk di kursi raja, sedangkan kakinya menginjak rakyat dengan dibantu aparat yang berada di sekeliling Jokowi.

Fadli Zon sebagai menteri kebudayaan justru cenderung membela dan melindungi Jokowi dengan berbagai alasan. Padahal dulu ia selalu menyerang Jokowi.

"Beberapa lukisan itu saya kira, menurut kurator tidak pas, tidak tepat dengan tema. Ada yang motifnya politik, bahkan mungkin makian terhadap seseorang. Kemudian juga ada yang telanjang, itu tidak pantas. Sedang bersetubuh dengan memakai topi yang mempunyai identitas atau afinitas budaya tertentu. Seperti topi Raja Jawa atau Raja Mataram. Itu kan bisa membuat ketersinggungan orang. Itu bisa masuk kategori SARA," alasan Fadli Zon.

Tapi ia mengklaim tidak ada pembreidelan dan pembungkaman.

Alhasil, terjadi perubahan atau metamorfosis politik secara fundamental dalam diri Fadli Zon. Ia yang semula popular sebagai pengeritik Jokowi kini menjadi pembela dan pelindung Jokowi.