SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Saya membaca status seorang teman yang sinis terhadap rakyat Indonesia yang makin bergairah naik haji dan umroh. Menurut dia, umat Islam yang naik haji dan umroh itu HANYA memperkaya pemerintah Arab Saudi.
Teman saya itu terus memprovokasi di media sosial dengan narasi-narasi sinis dan penuh kebencian. Bahkan mereka mengatakan bahwa tanah suci itu ya nusantara. Bukan Makkah Madinah.
Baca Juga: Pemimpin Redaksi HARIAN BANGSA Berangkat Umrah Bersama Istrinya
Saya kasihan pada teman saya itu. Karena dia tak paham bahwa semakin rakyat Indonesia bergairah naik haji dan umroh justru semakin membantu dan menguntungkan pemerintah Indonesia secara ekonomi.
Lihat saja berapa triliun Dana Abadi Umat (DAU) yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) hingga 2024. Juga berapa triliun dana umat Islam yang naik haji dan umroh masuk ke kas negara dalam pengurusan dokumen, visa, transportasi, pengadaan konsumsi, pakaian seragam, dan lain sebagainya
Alahsil, secara faktawi jelas sekali bahwa pelaksanaan ibadah haji dan umrah menjadi salah satu soko guru devisa negara. Dan semuanya, sekali lagi, masuk kas negara.
Baca Juga: Rektor UINSA: Prof Ridlwan Nasir Sosok Pengayom yang Layak Diteladani
Ini berarti bahwa kontribusi Islam terhadap negara luar biasa. Bayangkan, dari sektor ibadah saja, umat Islam telah memberikan kontribusi sangat besar terhadap negara. Belum lagi perjuangan yang lain.
Yang juga perlu diingat, bahwa banyaknya umat Islam naik haji dan umroh otomatis mengungkit pertumbuhan ekonomi swasta. Salah satu contoh keberadaan travel haji dan umrah serta pelayanan haji dan umrah lainnya.
Bahkan haji dan umrah juga memunculkan usaha di sektor swasta mulai tingkat tinggi sampai kaki lima. Contoh kongkrit penjual peralatan haji, sarung, tasbih, baju koko, kopiah putih, kurma dan sebagainya.
Baca Juga: ONH 2025 Turun, ONH 2024 Mahal karena Dobel Anggaran, DPR: Harus Ada yang Ditangkap
Dan yang juga perlu dicatat, pelaksanaan haji dan umroh banyak menyedot karyawan. Tak tanggung-tanggung ratusan ribu karyawan. Baik di Indonesia maupun warga Indonesia yang tinggal di Saudi Arabia. Bahkan di daerah tertentu juga merekrut karyawan non muslim.
Sekali lagi, dari sektor ibadah saja umat Islam telah memberikan kontribusi ekonomi luar biasa pada negara. Dan yang sangat fundamental bahwa dana dari umat Islam yang masuk ke kas negara lewat pelaksanaan haji dan umroh itu diberikan secara ikhlas karena untuk tujuan ibadah.
Sekali lagi secara ikhlas. Beda sekali dengan pajak yang umumnya membayar karena terpaksa.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Maka, sekali lagi, saya kasihan pada teman yang sinis terhadap bergairahnya umat Islam naik haji dan umroh. Saya tak tahu apa motifnya.
Semoga kesirikan hatinya segera sembuh dan bukan karena ingin menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Wana'udzubillahi min dzalik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News