
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Proses PAW atau pergantian antar-waktu Kepala Desa Galis, berujung ricuh. Mereka yang terlibat ialah para pendukung calon.
Kericuhan diduga bermula usai 2 dari 5 calon PAW dieliminasi oleh panitia. Pendukung calon yang tidak terima kemudian melakukan protes, hingga terlibat baku hantam.
Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, menyebut peristiwa ini dipicu saat pendukung salah satu calon tidak terima calonnya dieliminasi.
"Di Galis memang ada agenda penetapan bakal calon PAW Kades, ada 5 kandidat yang mendaftar, namun 2 di antaranya tereliminasi saat penetapan calon," ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (13/2/2025).
Ia menjelaskan, rapat berlangsung dengan aman dan tertib dari awal hingga pada penetapan calon. Adanya 2 nama yang tereliminasi membuat gejolak protes dari pendukungnya.
"Seperti yang videonya sudah viral, keributan berawal dari protes pendukung, yang kemudian sempat bertikai, sebelum akhirnya dipisahkan oleh petugas," katanya.
Dalam video yang beredar, pertikaian diawali protes seorang perempuan yang berteriak hingga menggebrak sound system di lokasi.
Protes itu disambut oleh perempuan lain hingga sempat saling pukul. Keributan berlanjut melibatkan antarpendukung pria yang hampir bentrok.
Hendro menyatakan, terdapat petugas dari Polres Bangkalan dan Brimob Polda Jatim yang siaga di tempat. Alhasil, kericuhan antarpendukung berhasil diredam dan rapat kembali dilanjut.
"Dua peleton yang melakukan pengamanan di lokasi. Satu peleton dari Satsamapta dan 1 peleton dari Brimob. Beruntung keributan berhasil diredam dan rapat dilanjutkan," ucapnya.
Proses PAW itu dilakukan di Desa Galis karena kepala desa definitif, Yuda Mandala Putra, meninggal dunia beberapa waktu lalu. (fat/uzi/mar)