SITUBONDO, BANGSAONLINE.com – Meninggalnya Salim Kancil yang menyedot perhatian sejumlah pihak, termasuk beberapa petinggi negara hingga presiden, membuka mata betapa meresahkan dan merugikannya praktik penambangan illegal, khususnya bagi warga dan lingkungan sekitarnya.
Keresahan akibat penambangan semacam ini juga dirasakan warga Desa Cottok Kecamatan Kapongan Situbondo, yang diduga telah terjadi praktik penambangan illegal di daerah tersebut.
Baca Juga: Polres Situbondo Ringkus 2 Pengedar Ratusan Pil Trex
Salah seorang warga setempat, bu Atriani alias Wandari mengaku, jalan lingkungan setempat yang biasa digunakan sebagai akses transportasi masyarakat sudah rusak akibat dilalui dumptruk pengangkut hasil penambangan yang diduga illegal ini.
Keresahan masyarakat setempat semakin menjadi, setelah akses jalan yang biasa digunakan warga rusak. Bahkan karena rusak, puluhan truk pengangkut hasil penambangan yang diduga tak berijin ini kemudian beralih menggunakan akses jalan lainnya yang hanya terbuat dari paving.
“Beerik bede rakera sabidek trek se ngangkok, mon samangken rakera belesen trek, lorongnga neka rosak capok elebedhi trek bik bego, samangken trekka lebet e lorong paving temorranna, cakna pak tenggi marena alako pas epateppa’a (kemarin ada kira-kira 60 truk yang mengangkut, kalau sekarang sekitar belasan truk. Jalannya ini rusak akibat dilalui truk sama bego/eskavator. Sekarang truknya lewat di jalan yang sebelah timur. Katanya pak kades setelah selesai akan diperbaiki)," kata bu Atriani alias buk Wandriani, warga setempat, siang tadi (1/10).
Baca Juga: Gelar Demo, Massa Aksi Desak KPK Tangkap Bupati Situbondo
Rumor yang berkembang, penambangan tanah menggunakan ekskavator itu untuk memenuhi permintaan salah satu perusahaan yang berlokasi di Desa landangan, Kecamatan Kapongan untuk menimbun lahan milik perusahaan tersebut.
Dikonfirmasi melalui ponselnya, Sekdes Desa Curah Cottok, Sarip, mengaku tidak tahu menahu tentang aktivitas penambangan yang ada di desanya. Menurutnya, semua aktivitas di desa ditangani langsung oleh Kepala Desa (Kades),
“Wah saya tidak tahu masalah itu mas, itu ada kerjasama dengan Kades. Kalau dumptruk pengangkut tanahnya itu lewat jalan sebelah barat, kalau kosongan lewat dijalan paving. Jalan aspal itu memang ditimbun tanah, katanya biar aspalnya tidak rusak, itu banyak warga yang mengeluh. Saya sendiri enggan lewat di jalan itu mas, karena berdebu dan rusak,” aku Sarip saat dikonfirmasi melalui poselnya, siang tadi (1/10). (had/rev)
Baca Juga: Klarifikasi 2 Kiai soal Korupsi Bupati Situbondo: Tidak Ada Penggeledahan KPK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News