JEMBER, BANGSAONLINE.com - Musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan debit air sejumlah aliran sungai di wilayah Kabupaten Jember mengalami pengurangan. Kondisi ini dikhawatirkan bakal berdampak pada berkurangnya suplai air ke areal pertanian petani.
Sejumlah langkah pun diambil oleh Dinas PU Pengairan Pemkab Jember. Hal itu dilakukan agar ketersediaan air untuk irigasi pertanian tetap bisa mencukupi.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Ditemui di kantornya Kepala DPU Pengairan Pemkab Jember, Joko Santoso kepada wartawan menyatakan, untuk menjaga ketersediaan air bagi areal pertanian pihaknya menerapkan irigasi dengan sistem bergilir.
"Setiap Daerah Irigasi (DI) dibagi menjadi tiga aliran. Sehingga setiap aliran irigasi akan mendapat suplai air selama sepuluh hari secara penuh selama sebulan," papar Joko Santoso
Sedangkan 20 hari ke depannya menjadi jatah aliran lainnya. Joko melanjutkan, di awal tahun DPU Pengairan bersama stakeholder yang ada membuat Rencana Tata Tanam Global (RTTG). Untuk musim kemarau ini, petani tidak dianjurkan menanam komoditi pertanian yang membutuhkan banyak suplai air, seperti tanaman padi.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
"Maka dari itu, petani dianjurkan untuk beralih untuk menanam tanaman palawija, yang memang hanya memerlukan asupan air sedikit," jelasnya. Dengan langkah-langkah itu, Joko menegaskan supali air untuk areal pertanian masih sangat mencukupi.
Sekadar informasi, Rencana Tata Tanam Global (RTTG) ini dibuat oleh DPU Pengairan bersama stake holder yang ada, mulai dari dinas terkait dengan kelompok petani untuk memetakan jenis pertanian yang harus ditanam petani di setiap musim selama satu tahun. Tujuannya, agar petani tidak salah dalam menanam komoditi pertanian di musim yang berbeda. (jbr1/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News