
PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati hari wafat Alm. KH. Subhan Syibromulis Kholili, pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Gempeng, Bangil, Kabupaten Pasuruan, digelar acara sholawat bersama yang dihadiri keluarga pondok, santri, alumni, dan wali santri.
Menantu beliau, KH. Afifudin, menyampaikan bahwa kegiatan sholawat ini digelar oleh alumni pondok sendiri. "Sholawat ini alumni pondok sini sendiri," ujar Gus Afif, sapaan akrabnya, di lokasi acara.
Acara yang digelar pada malam hari tasyrik akhir ini dihadiri oleh ratusan hingga mendekati ribuan jamaah dari berbagai kalangan, termasuk simpatisan, santri, alumni, dan wali santri.
Hadir pula sejumlah tokoh agama seperti Habib Ahmad bin Idrus Al-Habsyi, Habib Abdulloh Al-Habsyi, Habib Abdul Qodir Al-Habsyi, Habib Ridlo Al-Habsy, serta KH. Imam Haromain atau Gus Romi selaku pengasuh pesantren.
Salah satu guru MTs Daarut Tauhiid mengenang sosok KH. Subhan Syibromulis Kholili sebagai seorang ulama yang dikenal sosialis, organisatoris, dan humanis.
"Beliau mampu merangkul semua elemen masyarakat," kata Roni.
KH Syib juga kerap menjadi tempat masyarakat meminta petunjuk dalam menghadapi pergolakan politik. Dengan kewibawaan dan kecakapannya, beliau mampu memberikan ketenangan kepada mereka yang datang untuk meminta arahan.
Di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Syib adalah sosok ulama kharismatik yang disegani di Pasuruan Raya. Namun, meskipun beliau merupakan tokoh besar pada zamannya, ia tidak pernah memiliki ambisi terhadap jabatan. Bahkan, beberapa kali ditawari posisi struktural di NU, namun selalu menolak.
Totalitas perjuangannya dalam NU juga tercermin dari kiprahnya dalam berbagai kegiatan sosial dan internal organisasi sepanjang hidupnya.
Menurut Gus Romi, KH. Syib merupakan sosok yang ulet dan tangguh, namun tetap sederhana. "Salah satu bukti keuletannya adalah berdirinya Asrama Pelajar Pesantren Daarut Tauhiid," ujarnya.
Beliau juga dikenal sebagai pekerja keras yang selalu berjuang demi kemaslahatan umat serta memiliki pemikiran visioner. Kedekatannya dengan santri dan masyarakat menjadikan beliau sosok yang dicintai.
"Kiai Syib selain dikenal pekerja keras, beliau juga sangat sederhana dan memiliki pemikiran moderat serta apa adanya. Bahkan, beliau sangat mencintai santri-santrinya," imbuh Gus Romi.
Pesantren yang didirikan oleh KH. Syib merupakan wujud kecintaannya terhadap para santri agar mereka mendapatkan tempat yang nyaman dalam menimba ilmu. Daarut Tauhiid menjadi pesantren pertama di Bangil yang menggabungkan metode pendidikan salaf dan sekolah formal, sebuah inisiatif yang beliau gagas.
Sementara itu, Gus Ahmad Khalilullah, putra kedua KH. Syib, berharap agar semua pihak dapat melanjutkan perjuangan yang telah diajarkan oleh almarhum. (afa/mar)