Anggota DPD RI Jatim Lia Istifhama Apresiasi Presiden yang Teken IEU CEPA

Anggota DPD RI Jatim Lia Istifhama Apresiasi Presiden yang Teken IEU CEPA Dr. Lia Istifhama, Anggota DPD RI Dapil Jatim.

SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Penandatanganan perjanjian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) oleh Presiden Terpilih 2024–2029, Prabowo Subianto mendapat apresiasi anggora DPD RI Jawa Timur, Lia Istifhama.

Setelah melalui proses negosiasi yang alot selama satu dekade, akhirnya perjanjian dagang strategis antara Indonesia dan Uni Eropa tersebut resmi disepakati di sela pertemuan Dewan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, Senin (14/7/2024).

Lia menilai penandatanganan IEU CEPA ini bukan sekadar perjanjian ekonomi, tetapi juga momentum penting dalam memperluas kerja sama strategis Indonesia dengan benua biru yang selama ini dikenal sangat solid dalam kebijakan lintas sektoral.

“IEU CEPA ini justru menjadi salah satu topik utama yang saya bahas bersama Wakil Menteri Kesehatan dan Sosial Finlandia saat kunjungan resmi beberapa waktu lalu," ucap Senator yang akrab disapa Ning Lia itu.

Lia melanjutkan, artinya, Uni Eropa memang merupakan benua yang sangat kompak. Maka ketika Pak Prabowo berhasil menembus itu, peluang kerja sama Indonesia di berbagai sektor akan terbuka sangat lebar.

Ning Lia menambahkan bahwa selama ini pasar tenaga kerja Eropa banyak dikuasai oleh negara-negara seperti Bangladesh dan China. 

Sementara pasar strategis lainnya sering dimasuki oleh kekuatan seperti Amerika Serikat dan Australia.

Lia mengungkapkan, dengan tercapainya kesepakatan IEU CEPA, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk ikut bersaing dan mengisi ruang-ruang kosong yang belum tersentuh maksimal.

“Apalagi jika kita berbicara soal tenaga kerja migran atau sektor pendidikan vokasional, kerja sama ini bisa menjadi jalur penting untuk meningkatkan kualitas SDM kita sekaligus memperluas pangsa ekspor jasa dan produk Indonesia di Eropa,” tambahnya.

Tak hanya itu, Ning Lia juga menyebut bahwa capaian ini patut dikaitkan dengan peran strategis Jawa Timur, yang selama ini menjadi salah satu provinsi paling terbuka dan adaptif terhadap perkembangan global.

“Jatim harus mendapat apresiasi juga. Kita harus akui bahwa Gubernur Jawa Timur sebenarnya paling bisa diterima secara global dibandingkan gubernur-gubernur lain. Ini menjadi nilai tambah karena membuka potensi kerja sama luar negeri langsung dari daerah,” tegasnya.

Menurut Ning Lia, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyiapkan langkah konkret di daerah guna menyambut peluang dari perjanjian IEU CEPA. 

Salah satunya adalah memetakan potensi unggulan Jatim, mulai dari industri padat karya, pertanian organik, produk halal, hingga sektor teknologi hijau yang menjadi perhatian utama Uni Eropa.

“Harus ada kolaborasi konkret antara pusat dan daerah agar perjanjian ini tidak hanya jadi dokumen, tapi benar-benar membawa manfaat nyata bagi rakyat,” ujarnya. (mdr/van)