Gandeng Bulog, Pemkab Kediri Gelar GPM di 13 Kecamatan

Gandeng Bulog, Pemkab Kediri Gelar GPM di 13 Kecamatan Petugas dari Perum Bulog Kediri saat melayani masyarakat. Foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkab Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai titik. Program ini bertujuan memastikan ketersediaan dan aksesibilitas pangan terjangkau bagi masyarakat, sekaligus sebagai upaya pengendalian inflasi daerah.

Kabid Ketersediaan Distribusi dan Kerawanan Pangan DKPP Kabupaten Kediri, Arba’i, menyampaikan bahwa GPM merupakan program masif yang dijalankan sesuai arahan Bupati Kediri, Hanindito Himawan Pramana.

“Masyarakat harus bisa menjangkau, mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang murah,” ujarnya saat pelaksanaan GPM di halaman Balai Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Selasa (16/9/2025).

Untuk periode September, GPM digelar di 13 titik yang tersebar di 13 kecamatan. Arba’i menyebut kegiatan serupa akan terus dilaksanakan secara intensif pada Oktober, November, dan Desember.

“Kegiatan ini bertujuan menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan, serta ikut serta dalam pengendalian inflasi daerah,” katanya.

Dalam pelaksanaan GPM, masyarakat dapat membeli berbagai komoditas pangan utama dengan harga terjangkau. Perum Bulog menyediakan beras SPHP seharga Rp57 ribu per 5 kg, di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp62.500,00.

Gula pasir disuplai oleh PT Sinergi Gula Nusantara, yang memiliki tiga pabrik di wilayah Kediri Raya. Ketiganya mendukung GPM secara bergantian dengan menjual gula pasir langsung dari harga pabrik. Minyak goreng merek Minyak Kita dijual seharga Rp16.500,00. per kg.

Selain itu, peternak lokal turut berpartisipasi dengan menyediakan telur ayam dengan harga kandang. Kelompok tani dan pelaku UKM juga menyuplai komoditas lain seperti cabai, bawang merah, bawang putih, serta berbagai olahan pangan.

“Untuk pasokan beras SPHP per titik tidak sama, kita sesuaikan dengan jumlah populasi warga di masing-masing lokasi. Jumlahnya berkisar antara 1 hingga 2 ton per titik,” ucap Arba’i. (uji/mar)