Dinilai Lecehkan Pesantren Lirboyo, Rais Syuriyah PCNU Situbondo Desak Penutupan Trans7

Dinilai Lecehkan Pesantren Lirboyo, Rais Syuriyah PCNU Situbondo Desak Penutupan Trans7 Rais Syuriyah PCNU Situbondo, KH. Zainul Mu'in Husni.

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah PCNU Situbondo, KH. Zainul Mu'in Husni, mengecam tayangan Trans7 yang dinilai menghina kiai dan pesantren di Kediri. Tayangan tersebut memicu gelombang protes dari kalangan santri, alumni, serta struktur NU dari pusat hingga daerah.

"Layak diprotes keras. Ini marwah pesantren, marwah NU," ucap Pengasuh Pondok Pesantren An Nadwah itu kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (15/10/2026).

Ia menuntut agar izin siaran Trans7 ditutup sementara oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Kiai Zainul juga menyerukan kepada seluruh jajaran PCNU untuk tetap tegas dan tidak gentar dalam mengawal kasus ini.

"Jangan lemah, jangan kendor, kita harus lawan terus Trans7," tuturnya.

Menurut dia, permintaan maaf dari pihak Trans7 tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan. 

"Saya sepakat dengan Gus Nadir Syah Husen, minta maaf tidak cukup. Tidak hanya melalui tayangan sampai pimpinannya sowan ke Kiai Manshur, itu kami anggap tidak cukup," katanya.

Ia menilai aksi boikot siaran harus disertai dengan langkah yang lebih tegas. 

"Terlalu lemah kalau itu, KPI harus bertindak tegas, menutup!," pintanya. 

Kiai Zainul juga mengimbau agar masyarakat tidak mengakses iklan yang ditayangkan di Trans7. Diungkapkan pula, siaran Trans7 telah menunjukkan tendensi negatif terhadap pesantren dan NU sejak 2014.

"Semua pihak mengakui Trans7 sejak 2014 isinya kayak gitu, yang terakhir puncaknya melecehkan Al-Khoziny dan Lirboyo," imbuhnya.

Kasus ini menjadi perhatian serius karena K.H. M. Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, merupakan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur. 

Sebagai bentuk dukungan, KH. Zainul Mu'in juga menginformasikan bahwa pada Rabu (15/10/2026), PWNU Jawa Timur telah melepas Nahdliyin dari seluruh cabang menuju kantor Trans7 di Jakarta. (sbi/mar)