Boikot Trans7 Menggema dalam 'Aksi Bela Kiai dan Pesantren' di Situbondo

Boikot Trans7 Menggema dalam Perwakilan alumni saat orasi di depan massa "Aksi Bela Kiai dan Pesantren".

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Ratusan santri, alumni, dan jajaran pengurus Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai tingkatan di Situbondo menggelar Aksi Jihad Santri Bela Kiai Pesantren dan NU di Alun-Alun Situbondo, pada Sabtu (18/10/2026).

Aksi ini merupakan sikap tegas menuntut sanksi berat terhadap stasiun televisi Trans7 terkait kontroversi tayangan program "Xpose Uncensored" yang dianggap menghina kiai dan pesantren.

Aksi yang berlangsung tertib dan damai ini dihadiri oleh jajaran pengurus NU tingkat cabang hingga ranting, alumni pesantren terkemuka, hingga anggota Banser.

Hadir pula Wakil Bupati Situbondo, Ketua DPRD, Kapolres Situbondo, dan Ketua Penggerak PKK setempat sebagai bentuk dukungan.

Dalam orasinya, massa menyampaikan tiga tuntutan mendesak, antara lain cabut izin hingga adili pemilik Trans7.

Tiga Tuntutan Massa

Ketua PC Ansor Situbondo, Johantono, menegaskan bahwa aksi ini sejalan dengan gerakan di daerah lain.

"Ansor sudah melaporkan Trans7 ke SPKT Polda Jatim kemarin, dan itu kemudian ditindaklanjuti beberapa ponpes di Jawa Timur untuk segera memberikan sanksi tegas," ujar Johantono.

Pantauan BANGSAONLINE.com, para perwakilan alumni dari berbagai pesantren bergantian menyampaikan orasi di lokasi. Mereka adalah alumni dari Ponpes Nurul Jadid Paiton (P4NJ), Zainul Hasan Genggong (Tanazaha), Sidogiri, Lirboyo, Tebuireng, Langitan, Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo (Iksas), Wali Songo, Sumberbunga, dan Nurul Huda Situbondo.

Massa aksi secara lantang menyampaikan tiga tuntutan utama: Mencabut izin Trans7, Mengadili pemilik Trans7, hingga mengancam akan 'meledakkan' Jakarta dengan massa yang lebih besar jika aspirasi mereka tidak dikabulkan.

Orator alumni P4NJ, Ahmad Kholis, mengingatkan kembali peran historis kiai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan. Ia menyatakan bahwa tayangan Trans7 merupakan penghinaan terhadap kiai dan santri. Ia menegaskan siap berjihad demi menjaga marwah kiai.

"Kalau aspirasi tidak didengarkan, kami siap berjihad," ungkapnya.

Senada, perwakilan alumni Ponpes Tebuireng, Zainullah, menyampaikan kegeramannya. "Kiai selalu menggelorakan semangat ruhul jihad kepada santri. Penistaan kiai harus diadili," tandas Zainullah.

Sepanjang orasi, seruan "Boikot Trans7" terus digaungkan oleh massa.

Dukungan Pimpinan Daerah dan Apresiasi Keamanan

Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah, menyatakan dukungannya secara emosional. Sebagai seorang yang berlatar belakang santri, ia merasa senasib dengan massa aksi.

"Kita berkumpul karena cinta tulus pada kiai," ujar Wabup Ulfiyah.

Ulfiyah juga berjanji akan mengawal aspirasi yang disampaikan hari ini ke jenjang lebih tinggi. "Mengawal aspirasi akan disampaikan pada pihak terkait pusat dan provinsi," janjinya.

Sementara itu, Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan, memberikan apresiasi tinggi dan terima kasih karena massa aksi telah berjalan dengan tertib, menjaga kamtibmas, dan lancar.

"Saya pribadi mendukung bagaimana menjaga dan mengawal aspirasi berjalan tertib," katanya.

Rezi juga memastikan akan melaporkan tuntutan dan harapan massa aksi kepada pimpinan setingkat atas secara berjenjang.

"Kita sama-sama dukung, sama-sama berharap semua bisa cepat terselesaikan tanpa melakukan hal-hal lain yang justru mengganggu Kamtibmas, mengganggu kenyamanan orang lain," pungkasnya.

Sebelum massa aksi membubarkan diri, para santri menggelar bacaan dan doa bersama, termasuk pembacaan Hizib Nashar secara serentak. (sbi/rev)