Komisi II DPRD Bangkalan Dorong Pasar Modern Fasilitasi Produk Lokal

Komisi II DPRD Bangkalan Dorong Pasar Modern Fasilitasi Produk Lokal Ketua Komisi II DPRD Bangkalan, Hotib Marzuki (kiri).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Ketua Komisi II DPRD Bangkalan, Hotib Marzuki mendorong pasar modern seperti Alfamart, Indomaret, dan Basmalah agar memfasilitasi produk lokal, khususnya dari masyarakat Bangkalan.

Ia menilai, potensi produk olahan lokal berbasis bahan pangan seperti jagung, singkong, dan ubi, memiliki nilai jual yang tinggi jika diberi kesempatan tampil di pasar modern.

“Jangan sampai produk lokal Bangkalan hanya berputar di pasar tradisional. Banyak pelaku UMKM kita yang punya kreativitas tinggi, tapi terkendala akses pemasaran,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam "Pelatihan Olahan Jagung dan Singkong", yang digelar Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Kabupaten (Diskumdag) Bangkalan, Jumat (31/10/2025).

Hotib juga menyoroti sistem pembayaran di pasar modern yang dinilai masih memberatkan pelaku UMKM. Banyak di antara mereka yang hanya bisa menitipkan produk secara konsinyasi (titip jual), dengan waktu pembayaran yang panjang hingga sebulan, bahkan lebih.

“Modal UMKM kita sangat terbatas. Jika pembayaran terlalu lama, pelaku usaha bisa kehabisan modal untuk produksi berikutnya,” tegasnya.

Ia berharap, pihak pengelola ritel modern dapat memberikan kemudahan dalam sistem pembayaran dan lebih berpihak kepada produsen kecil.

“Kami di legislatif akan mendorong kebijakan agar produk lokal Bangkalan mendapat tempat yang layak dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ke depan, ia akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar modern bersama Diskumdag untuk melihat etalase pasar modern, untuk memastikan sudah ada produk lokal dari masyarakat Bangkalan.

Sementara, Koordinator Fungsional Diskumdag, Gumawan Setiaji, akan koordinasi dengan legislatif agar UMKM Bangkalan lebih menggeliat, bagaimana cara melakukan panetrasi pasar, dan menumbuhkan para pelaku usaha, khususnya UMKM melenial.

“Milenial saat tampil dan berkarya memulai dari produk lokal, produk yang dekat dengan diri, karena usaha dan bisnis sejatinya adalah karena paham dan biasa dengan diri kita. Mulailah dari diri kita, dan jadikan kita menjadi inisiator penggerak UMKM,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dahri, pelaku usaha olahan pangan asal Bangkalan. Ia mengaku pernah menitipkan produknya di salah satu ritel modern, namun harus menunggu lama untuk menerima pembayaran.

“Pernah sampai satu bulan baru dibayar, bahkan kadang menunggu sampai pengiriman kelima. Akhirnya modal kerja kami menipis,” keluhnya.

Meski begitu, Dahri tetap menaruh semangat bagi para pelaku usaha muda.

“Anak muda Bangkalan jangan berhenti berinovasi. Semangat saja tidak cukup, karya nyata dan inovasi adalah kunci untuk bertahan,” pesannya.

Pelatihan tersebut menjadi ruang pertemuan penting antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga legislatif. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir kolaborasi nyata untuk memperkuat ekonomi kreatif berbasis pangan lokal, sekaligus menjadikan produk Bangkalan tidak hanya dikenal di pasar tradisional, tapi juga bersaing di pasar modern. (uzi/msn)