Peringatan HBN 2025, Bupati Pamekasan Ungkap Sejumlah Musuh Baru Negara

Peringatan HBN 2025, Bupati Pamekasan Ungkap Sejumlah Musuh Baru Negara Bupati dan Wakil Bupati dalam Peringatan Hari Bela Negara ke-77 di Mandhapa Agung Pendopo Pamekasan

PAMEKASAN,BANGSAONLINE.com -Bupati Pamekasan Kholilurrahman menegaskan bahwa makna bela negara di era modern telah mengalami pergeseran. 

Bela negara tidak lagi dimaknai semata sebagai kesiapan mengangkat senjata, melainkan kesiapsiagaan kolektif dalam menghadapi ancaman nonmiliter yang semakin kompleks, seperti hoaks, disrupsi teknologi, perang siber, hingga bencana alam.

Penegasan tersebut disampaikan Kholilurrahman saat memimpin Upacara Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-77 di Mandhapa Agung Pendopo Pamekasan, Jumat (19/12/2025).

“Ancaman terhadap negara tidak lagi bersifat konvensional. Manipulasi informasi, radikalisme, perang siber, hingga bencana alam menuntut semangat bela negara yang lebih luas, adaptif, dan kontekstual,” tegas Kholilurrahman dalam amanatnya.

Upacara yang mengusung tema “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju” itu diikuti sekitar 150 peserta yang berasal dari unsur TNI, Polri, aparatur sipil negara (ASN), serta organisasi perangkat daerah (OPD). Dalam kegiatan tersebut, Bupati Kholilurrahman bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam pidatonya, Kholilurrahman juga mengaitkan peringatan Hari Bela Negara dengan kondisi nasional terkini.

Ia menyinggung bencana alam yang tengah melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sebagai ujian sekaligus panggilan untuk memperkuat solidaritas kebangsaan.

“Di saat kita memperingati Hari Bela Negara, saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sedang menghadapi bencana. Ini momentum bagi kita semua untuk hadir, membantu, dan menunjukkan empati sebagai wujud nyata cinta tanah air,” ujarnya.

Selain itu, Kholilurrahman mengulas peran historis Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia sejak masa awal kemerdekaan.

“Aceh dikenal sebagai daerah modal perjuangan kemerdekaan, Sumatera Utara dengan perlawanan heroik Medan Area, serta Sumatera Barat, khususnya Bukittinggi,sebagai tempat berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada 1948,” paparnya.

Menurutnya, tanpa kontribusi ketiga wilayah tersebut, sejarah bela negara Indonesia tidak akan pernah utuh. Dari daerah-daerah itulah Republik Indonesia mampu diselamatkan pada masa-masa paling genting.

Lebih lanjut, Bupati menekankan, nilai bela negara harus diwujudkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Mulai dari menjaga ruang digital agar terbebas dari hoaks, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga, meningkatkan kepedulian sosial, hingga berpartisipasi aktif dalam pembangunan sesuai peran masing-masing.

“Momentum Hari Bela Negara ini harus meneguhkan tekad kita bersama untuk membangun Indonesia yang kuat, tangguh, dan selalu mampu bangkit menghadapi setiap tantangan,” pungkasnya.

Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-77 di Pamekasan juga diisi dengan pembacaan ikrar bela negara, penghormatan kepada para pahlawan, serta pemberian penghargaan kepada ASN berprestasi sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan pengabdian mereka. (dim/van)