Dampak Nisa-Syah Dicoret dari Pilkada Mojokerto, Golput Diklaim Tembus 80 Persen

Dampak Nisa-Syah Dicoret dari Pilkada Mojokerto, Golput Diklaim Tembus 80 Persen Wakil Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, H Abdul Muchid (kanan) mendampingi KH Syihabul Irfan Arif yang menunjukan dukungan dari PCNU dan Syuriah PWNU. foto: realita

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com -Pencoretan yang dilakukan KPU Kabupaten Mojokerto terhadap paslon Choirun Nisa - Arifudinsjah pada Pilkada Mojokerto 2015, membuat pendukungnya meradang. Mereka mengancam akan memboikot Pilkada Mojokerto.

Bahkan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) mengklaim 80 persen pemilih Pilkada di Mojokerto merupakan warga NU akan memilih golput atau tidak memilih calon yang ada. "Kalau dihitung-hitung ya 80 persen dari jumlah pemilih itu orang NU," kata Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, H. Abdul Muchid, Rabu (18/11/2015)

Baca Juga: Pilbup Mojokerto, Tiga Cabup-Cawabup Bertarung, Siapa Unggul?

Jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Pilkada Mojokerto sendiri sebanyak 808.207 orang ditambah Daftar Pemilih Tambahan (DPTB1) 265 orang yang tersebar di 151 TPS.

Mantan Komandan Satkornas Banser ini menambahkan sikap golput itu diambil setelah calon yang didukung NU, Choirun Nisa-Arifudinsjah (Nisa-Syah), dicoret Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat. Pencoretan Nisa-Syah itu berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA) atas perkara Tata Usaha Negara (TUN) yang diajukan kubu MKP-Ipung.

Menurutnya, dukungan pada Nisa-Syah sudah dipertimbangkan secara matang. "Ini bukan main-main, pilihan pada Nisa-Syah itu hasil istikhoroh dan ijtihad para ulama NU," katanya. Istikhoroh adalah meminta petunjuk pada Alloh dan ijtihad merupakan pemikiran sebelum menentukan pilihan. 

Baca Juga: Calon Independen di Mojokerto Wajib Punya Dukungan Minimal 62.338 Orang

Selain PCNU Kabupaten Mojokerto, dukungan terhadap majunya Choirun Nisa juga datang dari Syuriah PWNU Jawa Timur dan PBNU sudah menginstruksikan dukungan pada Nisa-Syah. Dukungan NU pada Nisa-Syah sangat wajar sebab Nisa merupakan kader Muslimat NU dan suaminya, KH Syihabul Irfan Arif, adalah Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto.

MKP dan Nisa merupakan mantan Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto 2010-2015, namun kini pecah kongsi dan sama-sama mencalonkan sebagai Bupati tapi Nisa terjegal di tengah jalan. Dalam Pilkada 2010, MKP dan Nisa didukung NU beserta parpol-parpol lain termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun para kiai NU mulai meninggalkan Mustofa yang diterpa isu tidak sedap mulai dari hobi minuman keras sampai suap atau korupsi namun tidak tersentuh aparat penegak hukum. "Kita sama-sama tahu bagaimana dia (Mustofa)," kata Muchid.

Baca Juga: Bawaslu Jadikan 4 Kampung Pioner Antimoney Politics

Ketua tim sukses Nisa-Syah, Heri Ermawan, juga menyatakan akan golput. "Kami akan boikot dan gagalkan pilkada dengan tidak memilih," kata politikus PKB ini. Tak hanya PKB, sikap golput itu juga diambil parpol pengusung Nisa-Syah lainnya seperti PPP, PBB, dan Hanura.

Sementara KPU Kabupaten Mojokerto terus berupaya untuk menekan ancaman golput yang tinggi. KPU tak henti-hentinya sosialisasi ke pemilih. "Melalui PPK, PPS, dan KPPS kami upayakan memberikan pengertian pada masyarakat agar memilih," kata Komisioner KPU Kabupaten Mojokerto Achmad Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO